Menurut Jufri, ayam jenis pakhoy lebih populer sebagai jenis
ayam modern yang akhir-akhir ini kian meroket karena mampu bersaing dengan ayam
bangkok dan birma.
"Ayam
pakhoy lebih banyak diminati para penggemar, karena posturnya yang tegap, warna
kulit dan bulunya yang unik juga perawakannya gagah serta memiliki ketahanan
tubuh yang lebih saat musim penyakit aratan".
Selanjutnya,
ia mengaku untuk pemilihan bibit didapatkan dari indukan yang bagus, agar telur
yang menetas juga berkualitas.
"Telur
yang sudah menetas, bisa dilihat jika ingin bibit unggul tandanya lincah,
agresif, bulunya halus dan mengkilap, tidak cacat, memiliki mata cerah dan
bersih. Biasanya induknya menetaskan sendiri," imbuhnya.
Lebih
lanjut Jufri menjelaskan, pemberian pakan kepada ayam juga harus disesuaikan
umur dan kebutuhan nutrisinya.
"Pakan yang diberikan kepada ayam harus memiliki kandungan
nutrisi yang lengkap. Untuk anakan yang baru menetas diberi pur khusus, seperti
vitachick agar pertumbuhannya optimal," jelasnya.
Sedangkan
untuk kandang, kata Jufri melanjutkan pemilihan tempat untuk memelihara ayam
juga harus diperhatikan agar pertumbuhan dan kesehatan ayam tetap terjaga juga
terlindung dari serangan penyakit aratan.
"Lokasi
kandang harus luas, tidak terlalu jauh dari rumah agar mudah mengontrol.
Kontur
tanah diusahakan harus datar dan terdapat beberapa pohon pelindung yang bisa
mengatur sirkulasi udara serta intensitas matahari ke dalam kandang ayam.
Kandang bisa terbuat dari kayu, bambu atau baja ringan," terangnya.
Masih
jufri bercerita, kegemarannya beternak ayam dimulai sejak tahun 2010.
Bermodalkan satu ekor ayam pakhoy pemberian dari seorang teman. Setelah dirawat
dengan baik kemudian ada peminat untuk membeli ayam tersebut.
Melihat
peluang yang ada ia pun berniat mengembangkan ke arah bisnis. "Setelah itu
saya belajar bagaimana caranya untuk mengembangkan bisnis dengan ternak ayam
pakhoy. Ayam berumur 1 tahun saya patok harga dari Rp 1 juta hingga Rp 3
juta, tergantung kualitasnya," ucapnya.
Saat ini
Jufri memiliki lebih dari 20 ekor pakhoy jantan siap jual dan puluhan ekor
anakan lainnya. Omset yang didapat dari penjualan satu bulan mencapai Rp 5-8 juta
yang dia kirim ke sejumlah daerah luar Pacitan, seperti Semarang, Pati, Sragen,
dan Purwodadi.
Perlu
diketahui, ayam pakhoy awalnya
berkembang pesat di sekitar perbatasan Thailand dengan Malaysia, sehingga
awalnya orang Indonesia menyebut ayam ini dengan sebutan ayam Bangkok selatan,
kemudian menyebar hingga seluruh Thailand bahkan hingga ke Indonesia.
Baca Juga : Penjelasan Singkat Cara Budidaya Ikan Nila
Sumber : timesindonesia.co.id