Kedatangan bebek menjadi pilihan menu dalam bisnis kuliner memang
sangat fenomenal. Lantaran dagingnya yang gurih, banyak orang menggemari
sajian unggas berbulu cokelat ini. Kedai yang khusus menawarkan bebek
pun terus bermunculan.
Tak heran, banyak pula pelaku usaha kuliner yang meraih sukses dengan
sajian bebek ini. Meski hanya mengandalkan menu daging bebek, mereka
berhasil mengembangkan satu cabang ke cabang lainnya. Sebut saja,
beberapa restoran yang namanya tak asing lagi di telinga, seperti Bebek
H. Slamet, Bebek Kaleyo, Bebek Yogi, Bebek Ginyo, dan lainnya.
Keriuhan bisnis kuliner bebek akhirnya membuka peluang yang lebih
besar bagi para pemasok bebek. Dalam pandangan Feri Hasan, pemasok bebek
yang juga pemilik Halto Farm, peningkatan pesat permintaan bebek
terjadi dalam tiga tahun belakangan ini.
Bahkan, kini, dia harus mencari pasokan ke peternak bebek yang lain
mengingat pasokan dari peternakannya, yang memiliki kapasitas 2.000 ekor
per minggu–3.000 ekor per minggu, tidak bisa memenuhi permintaan.
“Kini, permintaannya sudah lebih dari 3.000 bebek per minggu,” seru Feri
yang mulai memasok bebek sejak 2009.
Hadi Wijayaningrat, pemilik Bebek Gombong, punya pandangan yang tidak
berbeda tentang prospek usaha memasok bebek. “Permintaan dari rumah
makan terus naik,” ujar Hadi yang awalnya justru membuka restoran dulu,
sebelum terjun menjadi pemasok bebek.
Seperti ayam, pasokan bebek ini terdiri dari beberapa jenis. Mulai
dari pasok bebek hidup, bebek sudah dipotong (karkas), dan pasok beku
atau frozen. Namun, biasanya, yang banyak diminta oleh rumah makan atau
restoran adalah pasokan bebek siap potong (bebek karkas atau bebek yang
sudah bersih, tanpa kepala dan jeroan).
Tak hanya bentuk pasokan, jenis bebek pun beragam. Hadi menjelaskan,
bebek yang populer bagi pengusaha kuliner terbagi menjadi dua, yakni
bebek lokal dan bebek impor. Bebek lokal ada yang berjenis hibrida, yang
merupakan persilangan antara bebek kalimantan dan jawa. Biasanya, bebek
hibrida ini ususnya lebih panjang.
Kalau dikelompokkan berdasar umurnya, bebek terbagi menjadi bebek
muda, bebek dewasa, dan bebek tua atau afkir. Harga bebek muda Rp
35.000 per kilogram (kg), dewasa Rp 45.000 per kg, dan bebek tua Rp
55.000 per kg.
Di luar itu, Hadi juga menjual bebek peking, entok, serta bebek
impor. Bebek impor ini berasal dari Thailand dan Malaysia, dijual
seharga Rp 40.000 per kg. “Perbedaannya dengan bebek lokal, bagian dada
bebek impor lebih tebal, rasa dagingnya gurih, ususnya lebih pendek.
Di antara berbagai jenis bebek itu, permintaan banyak datang untuk
bebek muda dan bebek afkir. Feri bilang, sebenarnya yang paling banyak
dicari adalah bebek apkir karena dagingnya lebih banyak dan tulang lebih
keras, tidak bengkok saat dimasak. Hanya, pasokan bebek apkir sedikit
hingga harganya melambung tinggi.
Situasi itu menggeser permintaan dari bebek apkir ke bebek muda.
Selain harganya jauh lebih murah, pasokannya juga lebih banyak karena
proses pemeliharaannya yang lebih singkat. Maklum, bebek apkir butuh
waktu sekitar 1 tahun–1,5 tahun untuk siap potong. Sedangkan, bebek muda
siap potong ketika sudah berumur 4 bulan–6 bulan atau 6 bulan–11 bulan
dengan berat kotor 1,3 kg hingga 1,5 kg.
Hadi pun banyak melayani pesanan bebek muda dengan bobot 8 ons hingga
1 kg per ekor. Dia menyediakan pasokan bebek yang dipotong pada hari
yang sama dengan pengiriman. Minimum order satu blok yang terdiri dari
60 ekor bebek.
Pelanggan Halto Farm pun banyak memesan bebek-bebek muda. “Karena
permintaan bebek yang booming, jadi, ya, banyak yang memilih ambil bebek
muda saja,” kata Feri. Dia menerima pesanan, mulai dari bebek hidup
hingga bebek karkas. Selain itu, Halto Farm juga memasok bebek karkas
beku dengan kemasan rapi.
Dalam sebulan, Feri bisa mengirim 8.000 hingga 10.000 bebek. Dalam
usaha ini, dia bilang, bisa mengecap untung lumayan, yakni berkisar 20%
hingga 25%.
Tentu saja, jika ingin merintis usaha sebagai pemasok bebek, Anda
harus mengetahui daerah-daerah mana saja yang menjadi kantong pasokan
bebek. Merintis usahanya sejak 2009, Hadi memburu pasokan bebeknya dari
Tasikmalaya dan Kudus.
Tiap bulan, dia bisa mendatangkan hingga 2.000 ekor bebek dalam
bentuk karkas. Setelah pesanan datang, dia langsung memesan pada
peternak atau pengumpul bebek di dua kota tersebut.
Biasanya, peternak atau pengumpul bebek yang menjadi rekanan akan
langsung memotong bebek seperti pesanan. “Mereka sudah memiliki rumah
potong sendiri,” ujar Hadi. Lalu, mereka mengirimkannya dalam wadah
khusus. Bebek-bebek tersebut sudah dikemas rapi tiap ekor, dan kemasan
juga diisi es batu, supaya bebek tetap segar saat pengiriman.
Setiap pemesanan harus diikuti dengan pembayaran uang muka sebesar
50%. “Jadi, setelah transfer uang muka, kami langsung potong bebek itu,
dan dikirim pada hari itu juga,” kata Hadi, yang fokus menggarap pasar
Jakarta.
Biasanya, pemesanan dilakukan tiga hari sebelum konsumen memasak
bebek tersebut. Nah, saat bebek siap diantar atau dalam perjalanannya,
pemesan harus segera melunasi pembayarannya.
Sama halnya Hadi, Feri pun berpesan, sebelum terjun ke bisnis ini,
Anda harus paham soal bebek dan mengetahui soal kualitas bebek.
Pastikan, bebek dalam kondisi sehat dengan berat antara 1,2 kg–1,3 kg
per ekor. Asal tahu saja, bebek dengan bobot itu akan mempunyai berat
berkisar 8 ons setelah dikarkas. Tapi jika pasokan sulit, bebek yang
umurnya baru lima bulan juga bisa dipilih.
Selain itu, pemasok harus memperhatikan kebersihan kandang peternak
yang menjadi sumber bebeknya. “Kandang harus bersih dan perhatikan pakan
bebeknya,” ujar Feri.
Pakan bebek yang bagus itu adalah pakan ikan atau bekicot. Itulah
sebabnya, jika ingin berkiprah sebagai peternak bebek, ada baiknya Anda
mencari di daerah dekat pesisir yang banyak tersedia ikan. Selama ini,
selain dari peternakannya di Cimalaya, Karawang, Feri juga memburu
kandang-kandang bebek di Cirebon, Indramayu, dan Pekalongan.
Harga bebek dari petani ini beragam. Banderol bergantung pada berat
dan lokasi kandangnya, harga bebek dari peternak berkisar antara Rp
18.000 hingga Rp 37.000 per ekor.
Kualitas juga ditentukan oleh cara memotong bebek. Cara memotong
harus benar sehingga potongan rapi. “Kualitas bebek juga tampak dari
bekas-bekas bulu yang dicabut. Selain itu, yang pasti, anggota tubuh
bebek tidak catat, patah, dan sobek,” jelas Hadi.
Oleh karena itu, Feri juga menyarankan, pemasok harus memiliki tukang
potong khusus bebek. Maklum, daging bebek lebih liat daripada daging
ayam. “Walau mirip dengan potongan ayam, jika saya perhatikan,
sejago-jagonya tukang potong ayam, saat harus potong bebek, kapasitasnya
hanya setengah dari kapasitas potong ayam,” papar Feri.
Jangan lupa, bebek yang siap dikirimkan itu harus dikemas dengan
rapi. Biasanya, Feri bilang, restoran lebih senang menerima bebek yang
benar-baner bersih dan rapi. Dia menggunakan plastik transparan untuk
mengemas. Bebek-bebek yang dibekukan dalam chiller room juga tetap harus
dikemas terlebih dahulu dalam plastik. Tujuannya? Memastikan higienis.
Kualitas bebek ini sangat penting diperhatikan. Sebab, persaingan
makin ketat. “Usaha ini rentan ditinggalkan konsumen. Sekali mereka tahu
produk kita kurang bagus atau tidak sesuai dengan pesanan, mereka akan
dengan mudahnya beralih kepada pemasok lain,” jelas Hadi.
Dengan alasan itulah, Bebek Gombong memberi fasilitas garansi untuk
pemesanan bebek. Hadi akan mengembalikan uang konsumen, jika bebek yang
dipesan, baik jumlah, berat, maupun kriterianya tak sesuai dengan
permintaan.
Namun, dia juga mengingatkan, pemasok juga harus hati-hati terhadap
pesanan. Khususnya jika ada konsumen memesan dalam partai besar, tapi
tak mau membayar uang muka atau deposit. Pesanan seperti itu rentan
penipuan. “Bahkan, saya sering melihat kejadian, saat pesan sudah bayar
uang muka, namun ketika diantar, pembayarannya dipersulit. Padahal,
kelemahan pemasok, biasanya barangnya langsung dibawa ke restoran atau
tempat yang dijanjikan,” terangnya.
Oleh karena itulah, Hadi mensyaratkan pembayaran uang muka 50% di
awal, dan pelunasan saat bebek dikirim. “Maka dari itu, saya akan ajak
ketemuan dulu dengan konsumen,” ujarnya.
Peralatan yang dibutuhkan oleh pemasok bergantung pada kapasitas yang
akan disediakan. Kalau ingin memasok saja, sebaiknya memiliki rumah
potong sendiri. Karena, boleh jadi, Anda juga akan mendapatkan bebek
hidup dan harus memotong langsung jika datang permintaan.
Selain itu, pemasok sebaiknya juga menyediakan lokasi untuk kandang
bebek hidup. “Stok bebek hidup harus ada untuk antisipasi jika ada
perminataan dadakan dari pelanggan,” kata Feri.
Untuk penyimpanan, pemasok juga sebaiknya membangun gudang
penyimpanan atau chiller room. Feri sendiri membangun chiller room di
Cimalaya sebesar 200 m2.