Keripik Pedas Membuat Reza Jadi Miliarder


Anda tahu keripik Maicih? Keripik yang terkenal dengan rasa pedasnya dan cara jualannya yang unik? Maicih tak lebih dari keripik yang terbuat dari singkong dengan rasa yang pedas. Namun apa yang membuat keripik ini begitu fenomenal, bahkan omzetnya mencapai 4 miliar sebulan?
Orang dibalik kesuksesan keripik maicih adalah Reza Nurhilman, seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Maranatha, Bandung. Pada usia 23 tahun dan dengan modal sekitar 15 juta rupiah, anak bungsu dari 3 bersaudara ini mulai membuka bisnis keripik pedasnya ini. Pemuda yang biasa disapa Axl ini mampu mengantongi omzet 4 miliar rupiah setelah setahun meluncurkan usahanya yang dimulai pada pertengahan 2010. Nama maicih sendiri terinsipirasi dari nama dompet kecil yang biasa dipakai ibunya saat berbelanja ketika Reza masih kecil. Maicih terdiri dari 3 produk yaitu keripik singkong, gurilem dan jeblak.
Dikutip dari majalahinovasi.com, usahanya ini berawal dari perkenalannya dengan seorang wanita paruh baya yang jago membuat resep keripik pedas. Setelah pertemuannya itu Reza bekerja sama dengan wanita paruh baya tersebut dan mulai menjalankan usaha sendiri dan juga memasarkannya. Reza sendiri berasal dari keluarga dengan ekonomi sederhana dan setelah lulus SMA pada tahun 2005 sempat menganggur selama 4 tahun hingga akhirnya kuliah pada tahun 2009. Saat menganggur itu, Reza melakukan apapun untuk mendapatkan uang, seperti jual beli barang elektronik, pupuk dan lainnya. Hal ini dilakukan untuk membantu ekonomi keluarganya yang telah lama hanya ditopang oleh kerja keras sang ibu. Setelah setahun berjualan maicih, ternyata usahanya ini berjalan dengan sukses dan membawa berkah tersendiri bagi dirinya. Sekarang bisnis maicihnya ini memiliki omzet sekitar 4 miliar dan produksinya sekarang mencapai 75ribu per minggu.
Hal yang menarik dari Maicih ini ialah strategi pemasarannya yang unik dan berbeda dari produk-produk sejenisnya. Keripik Maicih tidak dapat ditemui di toko-toko atau gerai-gerai tertentu, namun dipasarkan melalui media jejaring sosial seperti twitter dan facebook serta dari mulut ke mulut. Hal ini menurut Reza ditujukan untuk menghindari habisnya maicih di gerai saat pelanggan datang untuk membeli. Maicih dijual di mobil-mobil para agennya (biasa disebut jenderal) melalui twitter @infomaicih. Jadi, pembeli dapat mengetahui di lokasi mana saja jenderal maicih gentayangan untuk menjual maicih beserta waktu jualannya. Strategi pemasarannya yang banyak memanfaatkan media jejaring sosial membuat keuntungan sendiri bagi usaha maicih karena pembeli yang telah merasakan dahsyatnya keripik maicih pasti akan menceritakan dahsyatnya keripik maicih melalui twitter atau facebook. Hal inilah yang menjadi kekuatan pemasaran keripik maicih.