Usaha kecil dan menengah pembuat makanan oleh-oleh khas di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada pekan pertama Ramadhan ini mulai mengalami peningkatan permintaan dan banyak mendapat pesanan.
"Permintaan atau pesanan makanan khas ini biasanya akan semakin meningkat atau melonjak saat mulai masuk minggu kedua atau ketiga puasa," kata pelaku UKM pembuat keripik sayur di Dusun Sumberwatu, Prambanan, Sleman Sri Lestari Murdaningsih. Menurut dia, pada hari-hari biasa, dirinya biasanya hanya membuat sekitar 30 kilogram keripik, sedangkan sejak beberapa hari lalu mulai mengalami peningkatan.
"Namun peningkatan belum melonjak, belum menginjak sampai sepuluh kilogram. Namun ketika masuk dua minggu menjelang Lebaran nanti, permintaan bisa sampai 50 kali lipat," katanya.
Ia mengatakan, keripik sayur yang diproduksi ini biasanya dipasarkan di toko oleh-oleh di Yogyakarta. Terutama di area Kecamatan Prambananan.
"Tidak sedikit juga pelanggan yang memilih untuk pesan sendiri ke rumah. Kalau lebaran seperti ini pembeli dari mulai pelosok Jawa, hingga ke Kalimantan dan Sumatera. Kalau yang pelanggan luar daerah, biasanya saat mudik Lebaran," katanya.
Sri Lestari mengatakan berbagai macam keripik sayur yang diproduksinya beraneka ragam, mulai dari keripik daun singkong, bayam, kemangi, sirih, seledri, kenikir, dan lainnya.
"Saat ini yang paling banyak dicari keripik dari daun singkong, bahkan hampir 50 persen sendiri," katanya.
Sedangkan UKM produsen Slondok Renteng di Dusun Boyong, Rt 01/10, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Purwanto mengatakan, oleh-oleh khas dari Kaliurang ini juga sudah mulai mengalami peningkatan permintaan.
"Sampai saat ini kenaikan permintaan sudah sepuluh kali lipat dibanding hari biasa," katanya.
Menurut dia, permintaan tersebut dari para pedagang-pedagang kecil di sekitar lereng Gunung Merapi. Mereka yang biasanya satu orang meminta 10 hingga 20 bungkus, kini hingga 70 hingga 100 lebih.
"Selain itu juga para pelanggan, yang memiliki keluarga di daerah. Untuk oleh-oleh saat arus balik nanti, sudah mulai dipesan saat ini," katanya.
Ia mengatakan, peningkatan permintaan juga datang dari toko oleh-oleh yang berada di Kota Yogyakarta. Akan tetapi, puncak permintaan nanti baru akan terjadi setelah masuk pertengahan bulan puasa.
"Pertengahan Ramadan menuju lebaran, itu puncaknya," katanya.
Purwanto mengatakan, dirinya juga sudah mulai melakukan penambahanan persediaan atau stok, dengan meningkatkan produksinya. Dari yang biasanya hanya menghabiskan dua kuintal singkong, saat ini ditambah sebanyak 50 kilogram.
"Untuk harga per kilogramnya, Slondok Renteng saat ini mengalami kenaikan. Dari yang sebelumnya Rp22.000 per kilogram menjadi Rp24.000. Sedangkan yang direntengi dihargai Rp11.000 menjadi Rp12.000. Kenaikan harga ini menyesuaikan harga singkong yang juga naik," katanya.