Omzet Rp2,5 Juta Per Hari dari Kuliner Sate Padang


Awalnya Supriadi tidak sengaja membuka usaha kuliner sate padang. Sebelumnya beberapa jenis pekerjaan sudah dilakoninya demi menafkahi keluarganya.

Ia mengaku, awalnya bekerja di bidang entertainment yang menyuguhkan hiburan bagi warga sekitar. Namun, karena musibah gempa yang terjadi di Padang beberapa tahun silam, permainan hiburan dilarang oleh pemerintah daerah setempat. Ia pun mencoba merantau ke Bangka. Di sinilah awal kehidupannya berkembang meski modal awal dari nol. Setelah sekian lama di Bangka ia pun membaca peluang usaha.

"Saat datang ke sini, tidak ada warung sate padang. Untuk itulah dengan bantuan teman-teman membuka usaha ini kecil-kecilan. Dan Alhamdulillah banyak yang suka," ujarnya seperti dilansir Tribunnews.

Suami dari Purwanti ini pun meminjam uang ke koperasi untuk mengembangkan usahanya. Lambat laun usahanya kini telah memiliki pelanggan tetap. Bahkan, kini ia tidak hanya menyajikan sate padang saja, melainkan ketupat sayur khas Padang.

"Kalau ketupat sayur ini sekitar 100 porsi habis. Berbeda dengan ketupat sayur biasanya, ketupat sayur khas Padang ini menonjolkan kuahnya yang terdiri dari daging sapi cincang ditambah dengan sayuran nangka muda dan kacang buncis," jelas ayah tiga putra ini.

Sampai sekarang ia belum berniat pulang kampung. Namun, niat kuatnya kembali ke Padang setelah dia benar-benar berhasil. Meski kini ia memperoleh omzet yang lumayan dari penjualan sate padang dan ketupat sayur yakni sekitar Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta per hari.

"Sebetulnya memasak bukan hobi saya, karena saya hobi di musik. Namun karena tuntutan untuk keluarga mau tidak mau saya harus belajar. Makanya dengan bantuan teman-teman dan keluarga yang mendukung penuh, saya harus bisa menjalani usaha ini," tuturnya yang menamakan Sate Padang Jo diambil dari nama putra ketiganya, Jovio.