Tidak banyak pengusaha ikan hias arwana yang mengkhususkan diri menjual hanya satu jenis ikan saja. Salah satunya adalah Teja. Pebisnis yang mengaku pada awalnya hanya sekadar hobi dan iseng memelihara ikan arwana ini khusus menjual berkualitas paling tinggi, super red.
Di gerainya bernama Aro Kingdom yang beralamat di Jl. Letnan Sutopo Blok D No.2, Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, ini, Teja mengoleksi belasan ikan arwana super red dalam berbagai ukuran, mulai dari ukuran kecil 10 cm hingga 60 cm.
Harga yang ditawarkan juga bervariasi, bergantung ukuran. Untuk ikan kecil dibuka dengan harga Rp3 juta. Ukuran 20 cm harga Rp4 juta, ukuran 35-45 cm dihargai Rp16 juta-Rp25 juta, ukuran 50-55 cm dilepas di harga Rp30 juta-Rp50 juta. Yang termahal ukuran 60 cm seharga Rp80 juta.
"Semua ikan yang saya jual adalah kualitas terbaik, sesuai dengan harganya," ujar Teja sedikit berpromosi.
Mengapa Teja berani hanya bermain di Super Red yang segmen pasarnya sangat terbatas? Bukankah menjual bermacam jenis ikan dapat membuka segmen yang lebih luas dan dapat memberikan pilihan lebih banyak kepada konsumen?
"Saya berani hanya bermain di super red karena keuntungannya lebih besar. Selain itu, karena super red merupakan jenis yang paling tinggi dan berkualitas, gengsi saya juga turut terangkat," tuturnya.
Dia mengungkapkan biaya pemeliharaan ikan arwana super red relatif sama dengan jenis lainnya seperti golden red, arwana green, banjar red, dan irian Arwana. Namun, margin keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan super red lebih tinggi dibandingkan dengan jenis lainnya tadi.
Bagi penggemar fanatik arwana, mereka pun biasanya cenderung mencari pedagang yang khusus menjual jenis tertentu saja sesuai dengan yang mereka inginkan. Adapun bagi penggemar pemula yang belum banyak mengerti tentang jenis ikan, membeli langsung ke pedagang khusus akan lebih terjamin. Artinya, mereka akan mendapatkan ikan yang asli dan benar-benar berkualitas, dan tidak mungkin 'terjebak' mendapatkan ikan yang tidak berkualitas.
Teja mengaku sudah memiliki pelanggan tetap yang secara berkala membeli ikan arwana miliknya. Meskipun demikian, dia masih terus mencari konsumen baru supaya bisa memperluas pasar. Selain pemasaran melalui informasi dari mulut ke mulut, Teja juga memasarkan dagangannya lewat dunia maya melalui website www.arokingdom.com.
Meski website itu belum lengkap dan harus terus di-update, masyarakat terutama penggemar ikan arwana dapat memperoleh informasi seputar bisnis ikan hias ini, termasuk informasi tentang ikan Arwana itu sendiri.
Dalam mendapatkan ikan kualitas tinggi, Teja harus hunting sampai ke pedalaman Kalimantan. Tidak jarang dia pulang dengan tangan hampa karena apa yang diinginkan tidak bisa diperolehnya. "Saya sangat selektif dalam memilih bibit ikan berkualitas. Saya tidak mau mengecewakan konsumen. Karena itu, saya berani menjual dengan harga tinggi karena barangnya memang sangat berkualitas," paparnya.
Dia mencontohkan ikan arwana super red ukuran paling kecil dibuka di harga Rp3 juta, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jenis lainnya yang hanya berkisar Rp150.000 hingga Rp300.000-an.
Menurut dia, orang yang mengerti dan sudah berpengalaman dengan ikan arwana, biasanya sudah tahu kualitas ikan tersebut semenjak ikan itu masih kecil. "Banyak orang yang terkecoh. Ketika penjual mematok harga Rp150.000 langsung disamber. Tapi begitu ikan tersebut besar, ternyata kualitas sisiknya sangat jauh dari harapan."
Jenis super red sendiri, lanjutnya, masih terbagi dalam beberapa kelompok. Yang paling bagus warna sisiknya adalah merah keemasan. Kelas kedua adalah kuning keemasan. 'Beda warna, tentu beda harga.'
Menyinggung soal persaingan, menurut Teja lumayan ketat, apalagi untuk segmen pasar khusus seperti yang dia geluti. Sebab, meski pemainnya sedikit, jumlah konsumennya pun sangat terbatas. Oleh karena itu, untuk memenangkan persaingan, penjualan harus benar-benar bisa menyediakan ikan yang sangat bagus. Soal harga, tidak terlalu jadi masalah. Ketika konsumen sudah kesengsem dengan ikan yang dia pilih, berapa pun harganya akan dibayar.
Hal semacam ini sudah dialami oleh Teja saat kegiatan memelihara ikan arwana masih sebatas hobi, belum sampai pada taraf komersialisasi. Waktu itu dia getol berburu arwana dan berani mengeluarkan kocek besar. Namun, uniknya, saat iseng-iseng menjualnya, selalu mendapat margin keuntungan yang lumayan besar. Sejak saat itulah dia mulai tertarik untuk membisniskan ikan arwana super red itu.
Semula, Teja memasarkan ikan Arwana hanya melalui pameran di mal-mal. Namun, lama-kelamaan dia merasa lelah ikut pameran karena harus berpindah-pindah dari satu mal ke mal lainnya.
Akhirnya, dia memutuskan untuk mencari lokasi yang tetap sehingga bisa fokus dalam memasarkan ikan arwananya.