Raup Untung dengan Budidaya Gurami


Bisnis di bidang perikanan saat ini dianggap potensial. Apalagi pemerintah terus menggalakan kampanye konsumsi ikan sehingga membuat bisnis ini makin cerah.

Hal tersebut menjadi salah satu alasan Sumarno, warga Dusun Sarengan, Srigading, Sanden, Bantul, DIY terjun dalam budidaya gurami.

Menurut Sumarno, potensi usaha perikanan jauh lebih besar dibanding kegiatan ekonomi konvensional seperti bercocok tanam padi yang menjadi mata pencaharian sebagian besar warga. Padahal proses beternak ikan gurami menurutnya sangat mudah tak serepot menanam padi.

Dibutuhkan modal minimal Rp6 juta. Sumarno mengaku saat memulai usaha peternakan ikan gurami mengeluarkan modal hingga Rp8,5 juta. Sekitar Rp500.000 di antaranya digunakan untuk menyewa dua bidang lahan untuk kolam ikan selama setahun. Satu kolamnya seluas 1224 meter persegi. 

Sisanya digunaan untuk membeli pakan ikan 30 sak, perawatan kolam serta bibit sebanyak 3.000 ekor. Satu ekor bibit ikan senilai Rp1.000 sementara sisanya untuk biaya panen.

Di luar itu, peternak juga harus menyiapkan dedaunan hijau untuk pakan ikan menyelingi pakan ternak buatan. Ikan gurami butuh pakan hijau yang bisa diperoleh dengan mudah di sekitar pekarangan atau sawah.

Sumarno mengakui, keuntungan bersih yang ia dapat selama setahun beternak ikan mencapai Rp22 juta lebih per kolam dengan catatan harga ikan belum mencapai Rp30.000 per kilogram. Namun jika harga meningkat, keuntungan lebih besar.

Lama beternak sampai panen itu sekitar 12 bulan. Bagi saja per bulan dari keuntungan, rata-rata satu bulan Rp2 jutaan per kolam. Jauh sekali hasilnya dibanding bertanam padi. Padahal mudah sekali. Sehari paling cuma memberi makan ikan sekali, katanya.