Tidak perlu pusing memikirkan masa pensiun tiba. Cobalah memulai
berpikir untuk beternak bebek hibrida, seperti yang dilakukan Fajar
Santoso, pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) asal Sidoarjo, Jawa Tengah
(Jateng), yang sukses beternak bebek hibrida. Tiap bulannya Fajar
menghasilkan omzet puluhan juta rupiah.
Rasa gurih serta memiliki
kandungan gizi, kalori, dan protein tinggi membuat daging bebek semakin
diminati masyarakat. Namun, tahukah kita bahwa jenis bebek apa yang kini
bernilai sangat ekonomis bagi para peternak dan paling dicari pedagang
kaki lima serta rumah makan yang menyajikan menu utama bebek.
Jawabannya
adalah bebek hibrida yang kini paling diburu lantaran memiliki daging
yang lebih banyak daripada bebek Jawa. Bahkan, daging bebek hibrida ini
lebih gurih lembut.
Menurut Fajar, beternak bebek hibrida sangat menguntungkan. Dia mengaku, bisa memotong sebanyak 500-750 ekor bebek hibrida dengan keuntungan Rp14 juta per hari.
Menurut Fajar, beternak bebek hibrida sangat menguntungkan. Dia mengaku, bisa memotong sebanyak 500-750 ekor bebek hibrida dengan keuntungan Rp14 juta per hari.
Bebek hibrida yang
sangat fenomenal bagi Fajar ini dikenalnya sejak 2010. "Bebek hibrida
merupakan persilangan antara bebek betina lokal atau yang biasa disebut
bebek tiktok dengan bebek peking jantang berkualitas," katanya seperti
dilansir Sindonews.com.
Ciri khas dari bebek hibrida ini,
bobotnya lebih berat, jika bebek hibrida berusia 45 hari, maka beratnya
bisa mencapai 1,6 kilogram (kg). Sedangkan bebek biasa dalam waktu yang
bersamaan, beratnya hanya sekitar 1,2 kg. Sehingga dapat dipanen dalam
waktu yang lebih singkat.
Keunggulan lain dari bebek hibrida ini
adalah selain penghasil daging juga dapat dibudidayakan sebagai
penghasil telur yang jumlah produksinya mengalahkan produksi telur bebek
lokal.
Selama ini, bebek yang dijadikan bebek pedaging, biasanya
bebek petelur yang sudah afkir atau bebek angonan Jawa yang usianya
lebih lama. Sehingga, dari kualitas daging memang sangat jauh dari yang
diharapkan, dengan kehidupan bebek hibrida sebagai bebek pedaging adalah
salah satu jawaban kebutuhan masyarakat akan daging bebek.
Dibantu
25 pekerja yang merupakan warga desa setempat, Fajar sudah mampu
mengembalikan modal usaha sekitar Rp50 juta hanya dalam waktu setahun.