Tren makin banyaknya penggemar burung dan sering diadakannya lomba
burung berkicau, ternyata menjadi peluang bisnis yang bisa menghasilkan
omzet ratusan juta rupiah setiap bulannya.
Salah satunya, penggemar burung di Salatiga, Jawa Tengah, yang
berhasil mengembangkan burung kenari berkualitas dan menjadi bakalan
burung untuk kelas lomba burung.
Burung kenari merupakan salah satu burung berkicau yang banyak
penggemarnya, karena memiliki kicauan yang indah dan warna bulu yang
beraneka ragam.
Adalah Winoto Raharja, yang sejak dua tahun belakangan ini mulai
menekuni bisnis mengembangbiakkan burung kenari, sejak boomingnya
penggemar burung itu di Salatiga.
Awalnya, Winoto hanya penggemar burung kicauan dan sering mengikuti
lomba. Dia sering membeli burung jadi siap lomba, yang harganya mencapai
ratusan juta.
Untuk menghemat biaya, akhirnya tercetus ide mengembangkan ternak burung kenari yang berkualitas dan siap untuk lomba.
Winoto memaparkan, awalnya ia membeli 150 indukan dan 60 pejantan
burung kenari yang berkualitas, dengan modal awal Rp700 juta. Bahkan,
ada pejantan unggul yang dibeli seharga Rp200 juta.
Kini, dia sudah berkembang menjadi ratusan ekor. Winoto mengaku,
setidaknya dalam sebulan, dia bisa menjual 45 ekor burung kenari dengan
omzet ratusan juta.
Dia mengatakan, biasanya anakan burung berusia satu bulan sudah
dijual dengan harga Rp1 juta hingga Rp5 juta, tergantung postur tubuh
dan faktor keturunan pejantan yang berkualitas dan sering menang lomba.
Winoto menuturkan, mengembangkan burung kenari sangat mudah dan hanya
membutuhkan kandang yang selalu bersih dan jauh dari kebisingan, agar
proses bertelur tidak terganggu.
Untuk makan, burung kenari hanya diberi biji-bijian, telur puyuh, dan
sayur sawi. Selain itu, kandang harus selalu dalam kondisi bersih. Usia
burung kenari delapan bulan sudah siap bertelur. Dalam setiap bertelur,
burung kenari mampu menetas maksimal empat ekor.
Lebih lanjut, Winoto memaparkan, dalam sebulan ia membutuhkan
anggaran hingga Rp10 juta, untuk perawatan ratusan anakan, indukan,
pejantan, maupun burung kenari yang siap lomba.
Biaya itu untuk membayar tiga tenaga perawatan, makanan, dan
obat-obatan yang dalam sehari membutuhkan empat kilogram biji-bijian,
sayur sawi 6 kg, dan 200 butir telur puyuh.
Selain menjual anakan burung kenari calon juara, Winoto juga menjual
burung kenari yang berkualitas dengan harga Rp240 juta, karena sering
menjuarai lomba burung berkicau. Menurutnya, burung yang sering
menjuarai lomba memang akan mempunyai harga hingga ratusan juta.
Dia menambahkan, pembeli burung kenari berasal dari hampir semua kota
di Pulau Jawa, terutama Bandung, Jakarta, dan Bogor. "Biasanya, pembeli
datang langsung, maupun dikirim melalui paket," ungkapnya.
Winoto mengatakan, pembeli yang berasal dari luar kota, biasanya
mengetahui burung kualitasnya dari event perlombaan burung berkicau dan
mencari sendiri ke tempatnya.