Daun gutaperca yang merupakan tanaman langka di dunia memiliki nilai ekonomi tinggi bahkan sebagai pengembang tanaman ini PTPN VIII Sukamaju, Sukabumi, mengekspor daunnya hingga ke Eropa.
"Daun gutaperca merupakan bahan utama untuk peralatan dental seperti tulang dan gigi palsu dan golf, sehingga banyak pabrikan asal Eropa salah satunya perusahaan dari Italia secara rutin meminta ekspor daun tersebut," kata Adm PTPN VIII Sukamaju, Budi HT.
Menurut Budi, harga satu kilogram daun gutaperca pun cukup tinggi yakni mencapai 300 dolar AS. Tingginya harga daun ini, karena langkanya pohon tersebut dan kualitas daun setelah diolah untuk dijadikan bahan baku tulang dan gigi palsu serta bola golf yang belum bisa digantikan oleh bahan baku lain.
Ia menjelaskan untuk setiap bulannya PTPN VIII melakukan ekspor daun gutaperca 50--100 kg karena masih sedikitnya produksi daun ini dan tidak bisa dipaksakan sebab khawatir jika daunnya yang belum saatnya dipanen dipetik tanaman ini bisa langka. Maka dari itu, pihaknya mencoba mengembangkan tanaman langka ini yang menjadi ikon Kabupaten Sukabumi agar selain tetap bisa tumbuh dan terjaga keberadaannya juga bisa menghasilkan nilai ekonomi yang lebih tinggi.
"Permintaan daun dari pohon gutaperca memang tinggi, tapi selain tujuan kami bisnis tetapi harus tetap menjaga kelestarian tanaman ini jangan sampai anak cucu kita hanya bisa melihatnya di buku dan mendengar ceritanya saja," tambahnya.
Budi mengatakan gutaperca ditanam di lahan PTPN VIII Sukamaju dengan luas lahan mencapai 282 hektare, saat ini pihaknya masih melakukan pengembangan atau pemadatan dan tidak menutup kemungkinan luas lahannya akan bertambah, tetapi harus sesuai dengan kondisi pohon ini agar bisa hidup.
Selain itu, tanaman ini pun menjadi objek penelitian dan pendidikan karena sudah cukup banyak peneliti dari berbagai universitas baik di dalam dan luar negeri yang datang untuk meneliti tanaman yang hanya ada di Kabupaten Sukabumi ini, walaupun asal pohon ini dari Brazil. Tetapi, di negara asalnya ternyata gutaperca sudah tidak ada lagi.