Anis Latuheru mampu menjual gitar-gitar mini buatan pengrajin Bandung
kepada publik Belanda. Usahanya cukup sukses. Anis menjajakan
dagangannya lewat internet The Guitarman dan hadir di konser-konser
musik di Belanda. Banyak pembeli yang mengagumi gitar-gitar kayu buatan
Indonesia ini. Pria keturunan Maluku-Jawa itu sengaja mengimpor gitar
dari Indonesia. "Saya sengaja tidak memesan dari Cina, karena produksi
dari pabrik. Kalau dari Bandung ini buatan tangan. Lagi pula kita kan
juga harus bantu pengusaha di Indonesia."
Anis mengaku membawa 128 jenis gitar mini ukuran satu persepuluh dari aslinya. "Ini namanya replika mini custom guitar dari gitar punya musisi top."
Anis mengaku membawa 128 jenis gitar mini ukuran satu persepuluh dari aslinya. "Ini namanya replika mini custom guitar dari gitar punya musisi top."
Setiap dua bulan sekali dia memesan gitar ke pengrajin di Bandung. Pilihan tergantung pada tingginya jumlah penggemar di video Youtube. "Kalau di Youtube ada video konser yang dikunjungi lebih dari 100 ribu kali, saya akan pesan gitar yang mirip dipakai di video itu," ujarnya seperti dikutip dari Radio Nederland.
Pencinta musik Eropa memilih gitar-gitar yang ada nama gitarisnya. "Gitar yang ada ceritanya, dan ada namanya itu yang paling diminati. Seperti Burn gitarnya Jimmy Hendrix." Pembelinya bukan saja orang-orang di Belanda. "Pemesanan lewat website itu dari berbagai negara. Spanyol, Jerman, Belgia dan Belanda sendiri."
Bisnis ini bermula 13 tahun silam ketika Anis datang ke pameran Pekan Raya Jakarta. "Ketika di PRJ saya lihat gitar-gitar mini ini dan saya pikir, wah ini bisa dijadikan lahan bisnis di Belanda." Anis menjajakan gitarnya lewat internet dan menjajakan di stand di konser, seperti di North Sea Jazz Festival (NSJ) di Rotterdam. Pengunjung konser biasanya mencari jenis gitar dari artis yang tampil. "Dua puluh gitar mini Marcus Miller ludes terjual hari ini, karena malam ini Miller manggung. Dan kemarin gitarnya BB King juga sudah sold out, karena dia tampil."
Tidak semua gitar yang dipajang pasti terjual, "Kalau di festival jazz, gitar-gitar punya musisi metal hampir tidak ada yang beli."
Selain NSJ, Anis juga menjajakan gitarnya sewaktu konser lain seperti Metropilis Festival Rotterdam, RetroPop di Emmen yang banyak didatangi pencinta musik. Walaupun harga sewa stand tidak murah, tapi Anis bisa mengambil keuntungan. Dia menjual gitarnya 20 sebuah. "Sewa satu stand ukuran 3x3 meter selama tiga hari, biasanya sekitar 1.000. Jadi untuk bisa kembali modal harus terjual 60 buah gitar."
Dalam tiga hari Anis bisa meraup keuntungan dua kali harga sewa stand. Penjualan gitar ini adalah aktivitas tambahan disamping pekerjaan tetapnya. "Tapi ini bukan hobby lho, karena impornya 4 kali setahun minimal 600 buah gitar sekali kirim," ungkapnya bangga.
Walau demikian Anis mengakui bahwa kadang ada juga pembeli yang mengeluh gitarnya tidak halus dan agak cacat. "Ada saja orang yang mengeluh kurang begini begitu, saya bilang, ini buatan tangan bukan buatan mesin dan robot Cina. Orang Indonesia bikin dengan hatinya, pakai soul!"