Bisnis kuliner tampaknya menjadi salah satu pilihan untuk menanamkan investasi. Pasalnya, selain terbilang tahan krisis, bisnis kuliner juga tidak mengenal musiman.
Anggara Kasih Nugraha Jati, pemilik bisnis bakso kepala sapi, memulai usahanya sejak 2006 lalu. Anggara berkisah, saat itu dirinya memang harus merogoh kocek cukup dalam sekitar Rp 50 juta untuk merintis usahanya ini. Namun, kerja kerasnya berbuah manis dan akhirnya dia bisa meraup omzet miliaran rupiah. Tahun 2010, usahanya yang memiliki brand "Bakso Kepala Sapi" ini beromzet Rp 2,1 miliar.
Sebelum mendirikan usaha ini, Anggara yang waktu itu masih mahasiswa memiliki bisnis yang seabrek, mulai dari menjual pernak-pernik hingga kartu kredit. Semua bisnisnya ini dilakukan untuk mengumpulkan pundi-pundi uang demi investasi untuk bisnis baru.
Benar saja, uang hasil kerja keras dari bisnisnya itu dia investasikan untuk membuka kedai bakso di Kebon Pedes, Bogor. Modal awalnya habis untuk membeli bahan keperluan kedai. "Modalnya hanya saya gunakan untuk keperluan dapur. Kalau gedungnya kan sudah ada, milik keluarga," kata Anggara, saat ditemui di sela-sela Expo Wirausaha Mandiri, Jakarta.
Akhirnya, bisnis bakso Anggara berkembang dengan pesat. Produknya kini telah dipasarkan di Sumatera dan Jawa.
Anggara juga memiliki beberapa merek dagang untuk usaha baksonya. Salah satunya adalah "Warung Bakso" yang dipasarkan dengan pola kemitraan.
Anggara Kasih Nugraha Jati, pemilik bisnis bakso kepala sapi, memulai usahanya sejak 2006 lalu. Anggara berkisah, saat itu dirinya memang harus merogoh kocek cukup dalam sekitar Rp 50 juta untuk merintis usahanya ini. Namun, kerja kerasnya berbuah manis dan akhirnya dia bisa meraup omzet miliaran rupiah. Tahun 2010, usahanya yang memiliki brand "Bakso Kepala Sapi" ini beromzet Rp 2,1 miliar.
Sebelum mendirikan usaha ini, Anggara yang waktu itu masih mahasiswa memiliki bisnis yang seabrek, mulai dari menjual pernak-pernik hingga kartu kredit. Semua bisnisnya ini dilakukan untuk mengumpulkan pundi-pundi uang demi investasi untuk bisnis baru.
Benar saja, uang hasil kerja keras dari bisnisnya itu dia investasikan untuk membuka kedai bakso di Kebon Pedes, Bogor. Modal awalnya habis untuk membeli bahan keperluan kedai. "Modalnya hanya saya gunakan untuk keperluan dapur. Kalau gedungnya kan sudah ada, milik keluarga," kata Anggara, saat ditemui di sela-sela Expo Wirausaha Mandiri, Jakarta.
Akhirnya, bisnis bakso Anggara berkembang dengan pesat. Produknya kini telah dipasarkan di Sumatera dan Jawa.
Anggara juga memiliki beberapa merek dagang untuk usaha baksonya. Salah satunya adalah "Warung Bakso" yang dipasarkan dengan pola kemitraan.