Suara indah, bentuk tubuhnya pun juga indah. Ya, inilah sang Murai
Medan yang begitu populer sebagai burung berkicau klangenan ataupun
untuk kelas lomba yang wajib dimiliki kicau mania. Jika mencermati tren
burung berkicau yang berkembang di negeri ini, pamor murai medan
sepanjang tahun 2012 hingga 2013 lalu hingga sekarang tak pernah surut.
Bahkan, bisa dikatakan Murai Medan ini bersama burung-burung indah
seperti lovebird, akan terus naik dan memiliki prospek bisnis yang
cerah. Meski demikian, selalu ada tantangan dalam setiap usaha. Dan
tantangan ini bukan selalu untuk dihindari, namun diatasi. Begitu juga
dengan budidaya burung Murai Medan. Burung yang memiliki karakter unik
ini, sejatinya memerlukan perawatan ekstra, karena bukan burung umbaran.
Selain itu, merawat anakan yang baru menetas menuju masa remaja juga
membutuhkan biaya atau modal yang lumayan besar.
“Umumnya murai yang baru menetas atau masih piyek diambil dan
dimasukkan ke dalam tempat khusus. Untuk masa pertumbuhan tersebut murai
diberi makan berupa kroto dan vitamin untuk menjaga nutrisi dan gizi
sang murai ini.” Ujar Drajat salah seorang pembudidaya Murai Medan saat
ditemui di kediamannya di Karangbanyu, Ngawi.
Sebelum memfokuskan diri dalam membudidayakan murai medan, Drajat
mengaku sudah terlebih dulu terjun ber-wirausaha sebagai pembudidaya
burung. Namun, burung yang lama ia tekuni untuk dibudidayakan adalah
perkutut. Selama lebih 15 tahun drajat dibantu sang istri membudidayakan
perkutut, baik perkutut putih silver maupun perkutut aduan. Namun, 3
tahun lalu, naluri bisnisnya berdesir. Dia ingin mencoba membudiyakan
burung dengan hasil penjualan yang maksimal, dan produktivitasnya
tinggi.
“Perkutut sudah saya habiskan sejak 4 tahun silam. Dan setelah itu,
saya beralih membudidayakan burung murai khususnya jenis Murai Medan.
Selain Murai, saya juga tengah mengembangkan burung Blacktroad. Kedua
burung ini menurut saya sangat prospek dalam segi ekonomi. Selain
hasilnya yang besar, proses produksinya juga sangat cepat.” Tambahnya.
Drajat mengaku, untuk saat in, pemesanan anakan murai di farmnya begitu
tinggi. Tak hanya dari wilayah Ngawi, pemesan juga berasal dari
kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Malang hingga Bali. Meski
permintaan tinggi, burung yang siap jual masih sangat terbatas. Hal
inilah yang menjadikan bisnis budidaya burung murai untuk para kicau
mania sangat menjanjikan.
“Meski demikian, jika ingin menjadi peternak Murai meski menjaga
kualitas burung betul. Selalu beri makanan berkualitas, yang mengandung
nutrisi dan gizi yang baik. Setiap hari, kita juga harus cek makanan,
jangan sampai makanan telat yang nantinya akan mengakibatkan burung
stress. Burung murai kan tipikal burung yang suka berjemur di bawah
matahari pagi. Ada baiknya di kandang dibiarkan setengah terbuka, dan
ada juga tempat teduhnya. Makanan yang paling baik buat Murai ini adalah
kroto yang dicampur dengan pelet.” Ujar pria yang juga berjualan di
pasar ini. Murai sendiri sebenarnya merupakan salah satu burung berkicau
cerdas terbaik (dari keluarga Turdidae) yang saat ini memiliki banyak
penggemar. Drajat menuturkan, merawat murai sebenarnya cukup mudah dan
menyenangkan, jika sudah tahu karakternya. Sedangkan untuk
jenis-jenisnya, terdapat beberapa jenis Murai yang terkenal, diantaranya
Murai Batu Aceh, Murai Batu Lampung, Murai Batu Lahat, Murai Batu
Jambi, dan Murai Kalimantan (Borneo).
budidaya murai medan“Burung Murai, bisa dibilang burung berkicau yang
memiliki power sangat bagus, bahkan bisa dibilang tiada duanya. Suara
yang keluar pun cukup merdu dan bervariasi. Power yang ada di Murai,
sangatlah tergandung dengan fisik sang burung sendiri. Sedangkan untuk
lagu, kita bisa isi melalui proses mastering.” Ungkap Drajat.
Drajat juga menuturkan, untuk mendapat variasi kicauan yang beragam,
pemasteran Murai idealnya dilakukan pada usia 5 bulan ke atas. “Betina
dan jantan memiliki lagu yang berbeda. Jika betina, umumnya lagu-lagunya
sangat menoton. Sedangkan Murai jantan memiliki variasi kicauan yang
beragam, serta power yang ngeroll panjang. Biasanya pejantan juga sering
dijadikan burung lomba, karena umumnya memiliki mental petarung yang
bagus.” Tambah pria yang menyukai dunia burung sejak kanak-kanak itu.
Produktivitas murai yang bagus, menjadi alasan tersendiri bagi para
peternak burung berkicau. Menurut Drajat, satu bulan setengah biasanya
burung Murai akan bertelur. Lalu, setelah bertelur akan masuk tahap
pengeraman selama 2 minggu. jika sudah menetas, ada baiknya piyek atau
anakan burung diambil dan ditempatkan di tempat khusus. Satu minggu
kemudian anakan murai bisa langsung dimasukkan ke sangkar dan siap
menunggu dipasarkan. “Ditempat saya, sepasang anakan murai saya hargai
2,5 juta. Dengan indukan sepuluh pasang, setiap bulannya saya mampu
memproduksi anakan Murai minimal 2 pasang. Untuk anakan murai yang siap
jual biasanya berumur sebulan. Asal udah bisa makan sendiri, murai sudah
bisa di jual.” Ujar Drajat.
Agar proses produksi berjalan lancar, ada baiknya Murai dibuatkan
kandang permanen dengan ukuran yang relatif besar, selain itu buat juga
suasana di dalam kandang suasana seperti di hutan liar. Menurut Drajat,
kandang produksi idelanya berukuran 2 x 3 x 3 meter, dan di dalam
kandang dilengkapi dengan pohon ringan, ranting-ranting kecil, kayu
tempat hinggap, serta bak pemandian. “Untuk tempat sarang sang Murai,
upayakan berukuran besar, agar saat mengerami telur, ekor Murai tidak
rusak. Selain itu sangkar besar juga membuat burung nyaman dalam
melakukan proses perkawinan.” Tambah Drajat.
Meski demikian, tidak selamanya dalam proses budidaya Murai ini
jalannya lurus, nihil kendala. Drajat mengaku selama budidaya Murai
Medan ini, kendala yang kerap dia hadapi adalah indukan yang susah
bertelur dan susahnya proses penjodohan Murai. “Menginggat Murai
merupakan hewan monogami, maka dalam proses penjodohan bisa terbilang
agak susah. Untuk mengatasi kendala ini, saya biasanya memasukkan
beberapa Murai dalam satu kandang saat mulai usia 4 minggu. Lalu
diperhatikan gerak-gerik burung tersebut.” Ungkapnya.
Dalam mengantisipasi kendala susah bertelur, Drajat mengingatkan
untuk mengecek lagi apakah pemberian makannya sudah tepat. Pakan yang
baik bagi Murai adalah kroto, karena kroto sendiri sumber protein tinggi
dan sumber energi yang bagus. Selain kroto bisa diberikan juga jangkrik
kecil, maupun ulat kandang. Menu makanan diupayakan jangan
berganti-ganti, untuk menghindari burung stress.
Meski saat ini yang produksi baru 10 pasang Murai Medan, namun Drajat
mengaku mampu mendapatkan omset yang lumayan besar jika dibandingkan
dengan budidaya perkutut dulu. Meski demikian, karakter Murai yang
berbeda dan lebih sensitif jika dibandingkan dengan burung perkutut,
membuat Drajat meski intensif dalam merawat Murai. Untuk pemasaran,
tidak terlalu dikhawatirkan Drajat. Meski tanpa iklan, banyak orang yang
datang ke rumah untuk memesan anakan Murai. Menurutnya, justru iklan
dari mulut ke mulut lebih efektif daripada menyebar brosur.