PERSYARATAN TUMBUH
Cabai rawit dapat
ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi, namun tanaman ini lebih
cocok ditanam di ketinggian antara 0-500m dpl. Produksi pada ketinggian di atas
500 m dpl tidak jauh berbeda namun waktu panennya lebih panjang. Tanaman ini
menghendaki tanah gembur,kaya akan bahan organik dan pH netral (6-7).
BUDIDAYA
TANAMAN
1. Persemaian
Kebutuhan benih tiap
hektar berkisar 100-125g. Bedengan pesemaian dibuat arah utara selatan
menghadap ke timur. Media semai dibuat dari campuran tanah dan kompos steril
dengan perbandingan 1:1.Benih ditaburkan secara merata di atas media semai
kemudian ditutup dengan tanah tipis, disiram dan ditutup dengan daun pisang.
Daun pisang dibuka secara bertahap. Setelah umur semaian kurang lebih 7 hari,
semaian dipindahkan ke bumbunan yang terbuat dari daun pisang yang diisi
campuran tanah dan kompos steril dengan perbandingan 1:1,dan dipilih bibit yang
sehat dan pertumbuhannya bagus. Bibit berumur kurang lebih 30-35 hari setelah
semai atau telah mempunyai 5-6 helai daun siap untuk dipindahkan ke lapangan.
2. Penyiapan
Lahan dan Penanaman
Apabila lahan yang
hendak dipakai merupakan lahan kering atau tegal, maka tanah harus dibajak dan
dicangkul sedalam 30-40 cm dan dibalik, kemudian bongkahan tanah dihaluskan dan
sisa pertanaman sebelumnya dibersihkan agar tidak menjadi sumber penyakit.
Pembuatan bedengan
dengan lebar 1-1,2 m,tinggi 40-50 cm (disesuaikan dengan kondisi tanah saat
hujan, agar kelengasan tanah terjaga namun tidak tergenang bila turun hujan)
dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antar bedeng kurang lebih
40-50 cm (disesuaikan dengan kemudahan pemeliharaan dan agar drainasenya
berlangsung dengan baik). Pemberian kapur pertanian (jika kondisi
tanah terlalu masam) dilakukan pada saat pengolahan tanah, 2-3 minggu
sebelum tanam, dengan cara ditaburkan tipis dipermukaan tanah kemudian dicampur
rata dengan tanah. Permukaan bedengan dibuat agak setengah lingkaran untuk
mempermudah pemasangan mulsa. Pemberian pupuk kandang diberikan pada saat pengolahan
tanah. Kemudian mulsa plastik hitam perak dipasang.
Jarak tanam yang
digunakan dalam penanaman cabai rawit adalah70 cm x 70 cm atau 60cm x 70 cm.
Pada jarak tanam yang telah ditentukan dibuat lubang tanam pada mulsa plastik
dengan menggunakan kaleng yang dipanaskan. Lubang tanam dibuat dengan kedalaman
15-20 cm dan diameter 20-25 cm, dan dibiarkan satu malam baru keesokan harinya
bibit ditanam.
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan terdiri
dari penyulaman, pemasangan ajir, penyiraman,pengaturan drainase, penyiangan,
penggemburan, dan pemupukan. Penyulaman terhadap bibit yang mati dilakukan
maksimal 2minggu setelah tanam. Pemasangan ajir berupa bilah bambu setinggi
kurang lebih1 m didekat tanaman.
Penyiraman harus
diperhatikan agar tanaman tidak kekeringan terutama pada musim kemarau.
Pemberian mulsa plastik hitam perak selain berfungsi untuk mengurangi populasi
hama juga membantu menjaga kelembapan tanah. Pada musim penghujan pengaturan
drainase harus diperhatikan agar lahan tidak tergenang air, karena hal tersebut
dapat meningkatkan serangan penyakit akibat kelembaban yang tinggi.
Penyiangan terhadap
gulma dilakukan pada umur tanaman 1 bulan.Hal ini perlu dilakukan untuk
mengurangi kompetisi tanaman dengan gulma dalam mendapatkan unsur hara.
Pemupukan disesuaikan
dengan kondisi lahan setempat.Kebutuhan pupuk meliputi 10-30 ton/ha pupuk
kandang, Urea 200-300kg/ha, SP-36 200-300kg/ha dan KCl 150-250kg/ha. Pemberian
pupuk kandang dan kapur pertanian dilakukan saat pembuatan bedengan. Pupuk
buatan sebagai pupuk dasar diberikan dengan cara membuat larikan berjarak 25-30
cm dari tepi bedengan dan jarak antar larikan 70cm, kemudian taburkan pupuk
secara merata pada larikan tersebut. Pemberian pupuk dasar ini dilakukan
sebelum pemasangan mulsa sebanyak setengah dosis.
Pemupukan susulan
diberikan pada saat tanaman berumur satu bulan, menggunakan sisa pupuk dasar.
Pemupukan susulan ini bisa dberikan dengan cara dicor, setiap tanaman disiram
dengan 150-250 ml larutan pupuk. Larutan pupuk dibuat dengan mengencerkan 1,5-3
kg pupuk buatan per 100 l air. Karena tanaman cabai rawit merupakan tanaman
tahunan yang masih dapat berproduksi sampai 2-3 tahun maka sebaiknya dilakukan
pemupukan ulang sesuai kebutuhan agar produksinya terus bertahan.
4. Pengendalian
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama lalat buah dapat
dikendalikan dengan pemasangan perangkap lalat buah yang mengandung metil
eugenol. Hama-hama pengisap seperti kutu daun, trips dan kutu kebul dapat
dikendalikan dengan pemasangan mulsa plastik hitam perak dan juga pemasangan
perangkap lekat kuning. Penyakit antraknose dapat dikendalikan dengan
penggunaan varietas tahan penyakit dan juga penggunaan fungisida secara selektif.
Apabila dalam
mengendalikan OPT menggunakan pestisida, maka harus benar dalam pemilihan
jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.
5. Panen dan Pasca Panen
Pada saat panen, buah yang
rusak sebaiknya dimusnahkan,kemudian buah yang dipanen dimasukkan dalam karung
jala dan kalau akan disimpan sebaiknya disimpan di tempat yang kering, sejuk
dengan sirkulasi udara yang baik.
Sumber : pertanian.magelangkota.go.id