Bermula dari keprihatinan dengan harga mainan anaknya yang mahal, Thamrin (39) tahun pria asal Jakarta sukses membuka usaha mainan kayu edukasi anak-anak.
Dikutip dari Liputan6.com, dia mengaku memulai usaha hanya bermodalkan uang pesangon dari perusahaan elektronik besar tempatnya dulu bernaung mencari nafkah pada 2008.
Berbekal uang pesangon tersebut, Thamrin sempat menjajal beberapa usaha. Mulai dari rumah makan, lilin aroma therapi hingga produksi dompet koin wanita. Namun keberuntungan belum berpihak padanya.
"Kemudian saya waktu itu berjalan-jalan dengan anak dan membelikannya mainan. Saya pun memperhatikan mainan anak ini kenapa bisa mahal. Dari situ saya ingin mencoba berbisnis di sini," jelas dia.
Awalnya Thamrin melamar sebagai agen penjual mainan edukasi anak yang terbuat dari kayu. Dagangannya pun laris manis.
Namun ada satu kendala yang menggugahnya, yakni kualitas dari mainan anak yang dijualnya. Pada 2009, berbekal uang sisa pesangon, Thamrin memutuskan memulai usaha mainan anak secara mandiri.
Kala itu modal Rp 6 juta dikantongi untuk membeli 3 mesin dan bahan baku. Di awal usahanya, dia dibantu 4 pekerja.
Berkat kerja kerasnya, kini Thamrin memiliki beberapa lokasi pabrik. Antara lain di daerah Paku Jaya Serpong. Kemudian di Depok, SUkabumi dan Parung Bogor.
Dari hanya 4 orang, karyawan Thamrin kini bertambah menjadi 150 orang yang memproduksi sekitar 400 item mainan kayu. Omzet yang didulangnya pun menjanjikan. sekitar Rp 80 juta untung bisa masuk ke kantong Thamrin setiap bulannya.
Tak cukup hanya sampai di sini, Thamrin berharap bisa terus mengembangkan usaha ke depannya lagi.