Budidaya tanaman lengkuas terbilang mudah. Maklum, tanaman ini
bisa tumbuh di mana saja, baik daerah dataran tinggi mapun dataran
rendah. Tertarik mencobanya?
Siapa yang tidak kenal lengkuas atau laos? Tanaman berimpang ini
gampang ditemukan di berbagai daerah.
Rimpang lengkuas berserat cukup
kuat dengan kulit mengkilap, beraroma khas, dan terasa pedas atau getir
jika sudah tua dan tidak enak untuk dimakan.
Namun, rimpang lengkuas menyimpan sejumlah senyawa penting, seperti
atsiri, kadien, resin, dan amilum. Selain untuk bumbu, rimpang tanaman
bernama latin Alpinia galanga ini kerap dimanfaatkan untuk pengobatan,
seperti mencegah tumor, meredakan radang, diare, bronkitis, hingga
menambah nafsu makan.
Salah satu pembudidayanya adalah Siti Raudah. Ia tinggal di Hatungun,
Kalimantan Selatan. Ia sudah menanam lengkuas sejak tahun 2010. Ia
membudidayakan jenis lengkuas merah di lahan seluas 1 hektare (ha).
Menurutnya, satu rumpun tanaman lengkuas bisa menghasilkan 10-15
kilogram (kg) rimpang. Jadi, Raudah bisa menghasilkan 12 ton lengkuas
basah dalam sekali panen. Rimpang bisa dipanen setelah usia 2,5-3 bulan.
Ia menjual dalam bentuk lengkuas kering seharga Rp 8.500 per kg.
"Karena jenis lengkuas merah, yang biasanya pesan adalah perusahaan
bumbu masak," kata Raudah.
Dalam sebulan, Raudah bisa menjual 4,5 ton rimpang kering. Jadi, ia bisa meraih omzet sekitar Rp 80 juta.
Pembudidaya laos di Karang Anyar, Jawa Tengah, Utomo Rahardjo,
menilai, lengkuas tergolong tanaman yang kuat, bisa tumbuh baik di
dataran rendah maupun tinggi. Ia membudidayakan lengkuas melalui
kelompok tani plasma sejak tahun lalu. "Kami menanam lengkuas dengan
sistem tumpang sari dengan tanaman lain seperti jahe dan kunyit,"
jelasnya.
Jenis yang dibudidayakan adalah lengkuas putih. Utomo mengklaim,
pasar jenis lengkuas putih lebih besar ketimbang lengkuas merah.
"Lengkuas putih bisa dijadikan bumbu dan obat, sementara lengkuas merah
terbatas dijadikan bumbu saja," ungkapnya.
Katanya, budidaya lengkuas putih pun lebih menguntungkan. Untuk
menghasilkan 1 kg lengkuas kering hanya butuh 3 kg lengkuas putih bentuk
basah. Sedangkan, jika menggunakan lengkuas merah dibutuhkan sekitar 6
kg lengkuas basah.
Utomo memberdayakan 44 petani plasma yang menggarap lahan seluas 60
ha. Setiap pohon bisa menghasilkan 12-15 kg rimpang. Jadi, sekali panen,
kira-kira menghasilkan 80 ton lengkuas basah.
Setelah diolah menjadi lengkuas kering, Utomo menjualnya ke
pengolahan bumbu dan farmasi. "Beberapa adalah eksportir yang
memasarkannya ke Belanda dan India," tuturnya.
Utomo mematok harga Rp 9.000 per kg. Ia mengaku, bisa mengumpulkan omzet Rp 360 juta per bulan.
Raudah menjelaskan, tanaman ini membutuhkan tingkat kelembaban udara yang sedang, dan sinar matahari cukup banyak.
Tanaman lengkuas dapat diperbanyak melalui rimpang atau menanam biji.
Raudah lebih memilih budidaya menggunakan potongan rimpang. "Rimpang
yang baik untuk dijadikan bibit adalah bagian ujung," papar Raudah.
Potongan rimpang yang sudah tua dan bertunas atau rimpang anakan
harus melalui proses penyemaian. Caranya, rimpang tersebut
dipotong-potong menjadi beberapa ruas, dengan 2 - 3 mata tunas di setiap
potongan. Lalu, potongan itu disemai di atas lapisan jerami atau
alang-alang yang dihamparkan di atas tanah. Biasanya, mata rimpang akan
tumbuh 1 - 2 cm dalam 3 - 4 minggu.
Sebelum ditanam bibit dicelupkan ke dalam larutan fungisida untuk menghindari penyakit.
Kata Raudah, sebelum bibit di tanam, tanah harus digemburkan dan
diberi pupuk kandang dan kompos. Selain itu, tanah sebaiknya disiram air
dua kali dalam sehari. "Jika, bibit masih muda, tanah cukup dicangkul
tipis, kemudian rimpang bisa langsung ditanam," jelasnya.
Nah, untuk menghindari pertumbuhan tanaman menjadi jelek karena
kondisi air tanah yang buruk, maka tanah perlu dibuat menjadi
bedengan-bedengan dengan parit air di antara bedengan tersebut.
Lengkuas sudah bisa dipanen dalam 2,5 bulan hingga 3 bulan. Jika
terlalu tua, rimpang akan mengandung serat kasar yang tidak disukai
pembeli.
Sementara itu, Utomo Rahardjo bilang, perawatan tanaman lengkuas
sangat mudah. Bahkan, tidak membutuhkan biaya sama sekali dalam
perawatan. Pasalnya, lengkuas tergolong tanaman yang kuat. "Di tanah
yang keras pun, lengkuas bisa tumbuh subur," ujarnya.
Menurut Utomo, lengkuas biasanya ditanam pada awal musim penghujan.
Jadi, pada satu hingga dua bulan pertama, kebutuhan air tercukupi.
Namun, jika curah hujan tidak tinggi, volume air harus ditambah dengan
menyiram lengkuas sekali dalam tiga hari. “Kalau batang sudah tegak,
lengkuas tidak perlu sering-sering disiram lagi,” jelasnya.
Katanya, penanaman rimpang sebaiknya diberi jarak tanam 60 cm - 70 cm.
Utomo menerapkan sistem pertanian organik. Alasannya, biayanya lebih
murah karena tak perlu pupuk dan pestisida. “Selama ini belum ada hama
yang menyerang lengkuas. Jadi, tidak perlu obat,” imbuhnya.
Waktu panen simplisis rimpang lengkuas di tandai dengan berakhirnya
pertumbuhan vegetative seperti daun menunjukkan gejala kelayuan secara
fisiologis. Pada keadaan ini rimpang telah berukuran optimal dan umur di
lahan 10-12 bulan untuk lengkuas. Pemanenan dilakukan dengan cara
membongkar rimpang dengan garpu atau cagkul secara hati-hati agar tidak
terluka atau rusak. Tanah yang menempel pada rimpang di bersihkan dengan
cara di pukul pelan-pelan sehingga tanah terlepas.
Setelah panen
1) Pencucian
Rimpang yang telah di hilangkan batang, daun dan akarnya tersebut kemudian di bawa ke tempat pencucian. Rimpang direndam di dalam bak pencucian selama 2-3 jam. Selanjutnya rimpang di cuci sambil disortasi. Setelah bersih, rimpang segera di tiriskan dalam rak-rak peniris selama satu hari. Penirisan sebaiknya di lakukan dalam ruangan atau ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
Rimpang yang telah di hilangkan batang, daun dan akarnya tersebut kemudian di bawa ke tempat pencucian. Rimpang direndam di dalam bak pencucian selama 2-3 jam. Selanjutnya rimpang di cuci sambil disortasi. Setelah bersih, rimpang segera di tiriskan dalam rak-rak peniris selama satu hari. Penirisan sebaiknya di lakukan dalam ruangan atau ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
2) Perajangan
Perajangan untuk mempermudah pengeringan rimpang lengkuas. Jika lengkuas hendak dikonsumsi dalam keadaan segar maka perajangan tidak perlu di lakukan. Dan rimpang dapat segera di manfaatkan setelah di cuci dan ditiriskan. Perajangan dapat menggunakan mesin atau perajang manual. Arah irisan melintng agar sel-sel yang mengandung minyak atsiri tidak pecah. Dan kadarnya tidak menmurun akibat penguapan. Tebal irisan rimpang antara 4-6 mm. Untuk mendapatkan warna dan kualitas lengkus yang bagus, setelah perajangan rimpang lengkuas diuapi dengan uap panas atau di celup dalam air mendidih selama 1 jam sebelum dikeringkan.
Perajangan untuk mempermudah pengeringan rimpang lengkuas. Jika lengkuas hendak dikonsumsi dalam keadaan segar maka perajangan tidak perlu di lakukan. Dan rimpang dapat segera di manfaatkan setelah di cuci dan ditiriskan. Perajangan dapat menggunakan mesin atau perajang manual. Arah irisan melintng agar sel-sel yang mengandung minyak atsiri tidak pecah. Dan kadarnya tidak menmurun akibat penguapan. Tebal irisan rimpang antara 4-6 mm. Untuk mendapatkan warna dan kualitas lengkus yang bagus, setelah perajangan rimpang lengkuas diuapi dengan uap panas atau di celup dalam air mendidih selama 1 jam sebelum dikeringkan.
3) Pengeringan
Pengeringan rimpang lengkuas dapat menggunakan matahari langsung, alat pengering beretenaga sinar matahari, di angin-anginkan, atau memakai mesin pengeringan.
Pengeringan rimpang lengkuas dapat menggunakan matahari langsung, alat pengering beretenaga sinar matahari, di angin-anginkan, atau memakai mesin pengeringan.
· Dengan matahari langsung
Pengeringan dilakukan di tempat cahaya matahari langsung. Sistem ini menggunakan waktu yang agak lama tergantung intensitas dan lama penyinaran.
Pengeringan dilakukan di tempat cahaya matahari langsung. Sistem ini menggunakan waktu yang agak lama tergantung intensitas dan lama penyinaran.
· Pengeringan dengan alat berenergi cahaya matahari
Masih tergantung pada intensitas cahaya dan lama penyinaran, tetapi waktunya relative lebih singkat. Untuk itu, bahan di hamparkan di atas rak pengering.
Masih tergantung pada intensitas cahaya dan lama penyinaran, tetapi waktunya relative lebih singkat. Untuk itu, bahan di hamparkan di atas rak pengering.
· Pengeringan dengan mesin
Pengeringan dengan mesin selain lebih cepat juga hasilnya lebih berkualitas. Hal yang perlu di perhatik an dalam pengeringan dengan mesin pengering ini adalah suhu pengeringan yang tepat. Untuk rimpang lengkuas sebaiknya di gunakan suhu pengeringan antara 40-60 derajat. waktu yang dibutuhkan 3-4 hari.
Pengeringan dengan mesin selain lebih cepat juga hasilnya lebih berkualitas. Hal yang perlu di perhatik an dalam pengeringan dengan mesin pengering ini adalah suhu pengeringan yang tepat. Untuk rimpang lengkuas sebaiknya di gunakan suhu pengeringan antara 40-60 derajat. waktu yang dibutuhkan 3-4 hari.