Udang Vaname atau Penaeus Vannamei seakan menjelma sebuah mutiara di kawasan pesisir utara, seperti di kota Paciran. Udang vaname yang merupakan jenis udang introduksi dari kawasan sub-tropis Amerika, seperti Meksiko dan Panama ini menjadi Wirausaha agro yang menjanjikan saat ini. Bagaimana tidak, pasar udang yang konon memiliki rasa daging yang gurih dan berprotein tinggi ini tidak hanya digemari masyarakat dalam negeri, melainkan juga masyarakat luar negeri, karena inilah kebutuhan ekspor udang vaname dari tahun ke tahun terus meningkat.
Jika dibandingkan dengan udang jenis lainnya, karakteristik vaname sangat khas, yaitu memiliki adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan dengan suhu rendah maupun perubahan sanitasi. Selain itu, laju pertumbuhannya juga relatif cukup cepat, terutama di bulan pertama dan kedua. Melihat banyaknya poin keunggulan dari udang yang konon merupakan flora asli Panama ini, maka tak perlu diragukan lagi vaname memiliki potensi dan prospektif untuk dibudidayakan ke depannya. Tak hanya pembesaran saja yang bagus prospeknya, budidaya pembibitan udang vaname pun sama-sama prospek yang cerah.
“Prospek yang cerah, harga yang stabil serta pemasaran yang mudah, inilah beberapa hal yang kemudian membuat saya lebih memilih budidaya pembibitan udang vaname. Hanya dalam waktu 15 hari, sejak tebar telur udang vaname di kolam, vaname yang sudah berukuran PL 6 atau post larva, sudah bisa dipanen dan dijual kepada petani pembesaran udang vaname.” Ungkap Rizal, salah satu petani pembibitan udang vaname asal Pacitan.
Menurut Rizal, baik pembibitan dan pembesaran terdapat plus dan minusnya. Jika terbentur dalam modal dan menginginkan percepatan perputaran modal, Rizal menyarankan untuk menekuni pembibitan vaname. Namun, resikonya kita akan cukup diribetkan dalam mengurus anakan udang vaname ini, mulai dari memberi makan, pengecekan kadar ph dan garam di air hingga proses panennya.
“Berbeda dengan pembesaran vaname, dalam pembesaran vaname modal yang dibutuhkan lebih besar lagi, nilai plusnya kita tidak akan diribetkan dalam menjaga anakan vaname yang rentan. Pemasarannya juga tak perlu bingung, karena biasanya ada tengkulak besar yang datang untuk membeli udang vaname kita yang sudah siap panen. Dalam pembesaran, udang vaname dipanen pada usia 4 bulan.” ujar Rizal. Rizal dalam berwirausaha menekuni pembibitan udang vename ternyata sudah cukup lama, yaitu sudah hampir 10 tahun. Hal inilah yang akhirnya membuat Rizal akan kaya pengalaman, khususnya dalam memperlakukan anakan vaname. Anakan udang vaname sebelum jadi benur atau PL yang siap tebar, akan melalui beberapa tahap.
Beberapa tahapan anakan udang vaname ini adalah telur, lalu berubah menjadi Nobli dalam kurun waktu 24 jam, lalu berubah menjadi Soya dalam 4 hari, selanjutnya berubah menjadi Meisis dalam 4 hari, dan terakhir anakan udang vaname akan menjadi PL atau post larva.
“Tiap tahapan perubahan yang ada dalam anakan udang vaname ini, memiliki cara pemberlakukan berbeda-beda. Misal pada tahap Nobli, udang vaname ini meski diberi pakan berupa planton selama 2 – 3 jam sekali. Lalu, setelah usia soya, pakan dirubah menjadi flake yaitu sejenis powder yang terbuat dari sari-sari ikan. Dan, saat post larva atau PL makanan udang vaname ini kembali diganti. Jadi, dalam pembibitan udang vaname ini meski bekerja ekstra, dan juga telaten," katanya.