Menjalani keseharian sebagai ibu rumah tangga, tak menjadi belenggu untuk bisa memberikan penghasilan tambahan bagi keluarga. Zubaidah memanfaatkan waktunya dengan membangun usaha rumahan. Hasilnya, belasan juta rupiah setiap bulan ia kantongi dari usaha pembuatan kudapan berupa stick.
Zubaidah menamakan kedua produk industrinya itu dengan nama Imel Stick Royco dan Imel Akar Kelapa. Tambahan kata Imel sendiri diambil dari mana sang anak.
Merintis usaha tersebut, Zubaidah pun tak harus menggelontorkan modal yang cukup besar. Melalui uang simpanannya sebesar Rp 100 ribu, usaha tersebut dimulai dan diawali dengan memproduksi 50 bungkus penganan dengan berat per bungkus 250 gram.
Tak berpikir lama untuk dapat masuk dan cepat dikenal oleh masyarakat Jambi, Zubaidah pun langsung mengurus izin Dinkes serta BPOM. Usahanya berhasil, produknya langsung bertengger di sejumlah mini market, swalayan hingga mal yang ada di Jambi.
Tapi bukan berarti awalnya lancar. Ia sempat ditolak swalayan. Ia berbagi resep bahwa memasukkan produk ke swalayan cukup mudah. Syaratnya adalah pada penampilan produk yang bersih dan bagus.
Usaha yang sudah berjalan kurang lebih tujuh tahun ini seiring waktu skalanya kian luas. Lebih dari 15 titik penjualan mulai dari mini market biasa, sampai swalayan besar menjadi langganan Zubaidah.
Berbicara soal omzet, tak diragukan pula. Usaha yang juga menghasilkan 200 bungkus per hari ini bisa meraup omzet mencapai Rp 15 jutaan setiap bulan. Saat ini tiga karyawan membantu Zubaidah memproduksi stick renyahnya, padahal dulu ia dibantu keponakannya.
Usaha yang berada di Solok Sipin ini sering pula mendapat order dari beberapa kerabatnya yang berada di luar kota seperti Merangin dan kabupaten lain di Jambi.
"Biasa yang mesan itu datang lewat telepon setelah mereka mencicipi produk yang saya titipkan di mal dan swalayan. Dan juga di kemasan saya sertakan nomer handphone sehingga cukup banyak juga pesanan yang datang," tutupnya.