Tinggalkan Pekerjaan Jadi Karyawan, Kini Sukses Berbisnis Bunga


Hidayat Maulana, tidak pernah membayangkan akan menjadi seorang florist. Namun, keputusan meninggalkan pekerjaan sebagai karyawan perusahaan bagian pemasaran internet tidak disesalinya. Hidayat justru berhasil mengumpulkan pundi-pundi rupiah dari bisnis toko bunga.


Hidayat menuturkan bahwa sebelumnya ia tidak ada pengetahuan mendasar tentang bunga, baik ragam maupun penjualan. Namun, dia memutuskan untuk mulai mempelajari bisnis ini pada 2009 melalui orang yang sudah berpengalaman.
"Saat itu, saya menerima order, lalu memberikannya kepada perajin. Saya dapat komisi," ujar Hidayat seperti dilansir VIVAnews.

Hidayat mengaku tidak pernah berpikir bisa terjun dalam bisnis ini. Setelah mencicipi bisnis ini dan melihat prospek yang cukup cerah, akhirnya pria kelahiran Bukittinggi ini berani membuka toko bunga pada 2011.
Toko Bunga Cantik yang dikelola Hidayat membutuhkan Rp5 juta untuk modal awal. "Waktu itu, saya dapat 29 pesanan bunga sekitar Desember 2010 hingga Januari 2011," kata dia.

Bisnis bunga, menurut Hidayat, memang menggiurkan. Karena sifatnya yang selalu "hidup". Setiap upacara terkait fase kehidupan manusia memerlukan bunga, mulai dari kelahiran hingga kematian.
"Waktu ada bayi lahir, ada bunga sebagai ucapan selamat kelahiran. Ada bunga selamat ulang tahun. Bunga saat wisuda. Bunga saat pernikahan. Bahkan, saat meninggal pun diberi bunga," kata dia.

Kini, Toko Bunga Cantik itu mempekerjakan 19 orang karyawan dengan spesifikasi antara lain kurir, tukang bunga, karyawan administrasi, customer service, dan marketing.

Usaha yang dikelola Hidayat ini mendapat pasokan bunga dari berbagai tempat. Antara lain Cipanas, Lembang, Bandung, dan Malang. Bahkan, untuk bunga tulip, pasokannya didatangkan dari Belanda.

Bisnis ini meliputi penjualan karangan bunga, hand bouquet, dan bunga meja. Bunganya pun bervariasi. Mulai dari bunga lokal seperti mawar, matahari, gerbera, hingga bunga impor seperti  lili dan mawar hitam.
Soal harga, ia membanderol satu papan karangan bunga hingga Rp5 juta. Untuk serangkaian bunga meja harganya paling murah Rp250 ribu, terdiri atas 10-20 batang tangkai bunga. Namun, jika rangkaian bunga impor, harganya bisa mencapai Rp1-3 juta.
"Bunga yang paling banyak diminati itu bunga krisan, lili, gerbera, tulip, matahari, dan mawar," kata dia.

Namun, lulusan D-3 akuntansi pajak ini enggan membeberkan omzet bisnisnya itu. Yang jelas, cukup untuk jalan-jalan keluar negeri dan menghidupi tiga orang anak, kata Hidayat.

Hidayat menyebutkan, pesanan bunga dari pembeli itu bervariasi, seperti karangan bunga untuk ucapan pelantikan pejabat dan peresmian kantor baru. Sementara itu, bunga meja untuk keperluan pernikahan, ucapan selamat ulang tahun, dan perkawinan.
"Karena saya bukan ahlinya, saya kurang paham. Tapi, prosesnya lumayan lama sekitar 2-3 jam untuk membuat karangan bunga. Kami menempelkan bambu dengan styrofoam, lalu diberi lapisan kain foam, selanjutnya diberi bunga," kata Hidayat.

Hidayat mengaku pernah mengalami kesulitan saat mendapat pesanan rangkaian bunga mawar hitam. Karena, mawar hitam termasuk bunga yang langka di pasar, apalagi termasuk jenis bunga impor. Itu pun terbatas. Sekali impor, hanya mendapatkan sepuluh tangkai.

Karena langka, Hidayat memberikan penjelasan kepada pembeli tentang harga mawar hitam. Harganya pun cukup fantastis, yaitu Rp1 juta untuk sepuluh tangkai. "Biasanya pembeli kaget. Dikiranya harganya sama saja dengan mawar biasa," kata dia.

Tantangan bisnis toko bunga, menurut Hidayat, adalah selalu berpacu dengan waktu ketika menerima pesanan. "Harus cepat. Kalau tidak, pembeli bisa pindah ke tempat lain," kata lulusan Universitas Trisakti ini.
Meskipun menggiurkan, Hidayat mengatakan bahwa bisnisnya pun tidak luput dari pasang surut. Pria kelahiran 1980 ini mencermati bahwa bisnis ini kurang laku ketika bulan puasa. Justru penjualannya lebih laris pada akhir tahun dan Lebaran Haji.

Hidayat mengatakan bahwa kembang-kembangnya sudah banyak dipesan dari dalam maupun luar negeri, seperti Amerika, Inggris, Eropa, Singapura, dan India. Karena bunga tidak tahan lama --misalnya bunga mawar yang hanya tahan 2-3 hari, Hidayat menjalin hubungan kerja dengan penjual toko bunga di berbagai tempat, misalnya Yogyakarta, Papua, dan Padang.