Tawaran kemitraan bisnis semakin marak bermunculan. Masyarakat pun menjadi memiliki banyak pilihan untuk menentukan usaha yang cocok buat mereka.
Salah satu jenis kemitraan yang kini berkembang pesat adalah kemitraan bisnis makanan dan minuman. Maklum, bisnis ini terbukti lebih kebal krisis. Kelebihan inilah yang membuat Dhani Kurniawan berani menekuni bisnis minuman, khususnya bisnis minuman cokelat dan kopi.
Namun, Dhani mengusung konsep yang tak biasa. Lewat bendera Grek Chocolate & Coffee yang ia rintis sejak 2009, ia menawarkan produk minuman cokelat dan kopi dengan harga terjangkau. Walaupun, racikan cokelat dan kopinya tak kalah dari racikan kedai kelas atas di mal-mal.
Harga jual minuman cokelat dan kopi di Grek Chocolate & Coffee sangat terjangkau, yakni sekitar Rp 5.000 hingga Rp 10.000 per gelas.
Jenis minumannya pun beragam. Total, ada sekitar 12 pilihan rasa, seperti rasa spanish coco, ginger milk, bluberry coco, ginger coffee, mocha latte, dan cappucino.
Ternyata, pasar menyambut positif minuman kopi dan cokelat racikan Dhani. Buktinya, cabang Grek yang berlokasi di Cilacap sudah bisa balik modal dalam satu tahun.
Setelah memiliki bukti bisnis ini bisa mencetak untung, Dhani mulai berekspansi dengan menawarkan kemitraan usaha bagi masyarakat sejak awal 2010. Kini, ia telah memiliki delapan gerai di sekitar Bandung, Yogyakarta, Cilacap, dan Depok, Jawa Barat.
Dhani menawarkan dua paket investasi. Yaitu, investasi tipe gerobak seharga Rp 18 juta dan investasi tipe kios dengan modal Rp 35 juta.
Dengan setoran Rp 18 juta itu, Mitra akan mendapatkan fasilitas konter berupa gerobak (booth), perlengkapan kios, bahan baku awal, dan pelatihan pegawai. "Ini sudah termasuk biaya franchise selama tiga tahun," ujarnya. Namun, mitra akan terkena biaya royalti sebesar 5% dari omzet.
Sementara mitra yang memilih tipe kios akan mendapatkan bahan baku awal lebih banyak dan gerai yang lebih eksklusif.
Tawaran menjadi master
Lokasi gerai yang Dhani sarankan adalah tempat-tempat keramaian seperti di depan minimarket atau sekolah dan universitas. Maklum, sasaran pasar Grek Chocolate & Coffee ini adalah anak-anak muda yang gemar minum cokelat dan kopi.
Selain paket kemitraan, Dhani juga menawarkan peluang menjadi mitra master untuk suatu kota tertentu. Syaratnya, mitra membeli minimal dua gerai sebagai tanda resmi menjadi master Grek.
Nantinya, master berhak memasarkan gerai Grek dan mendapat potongan 5%-10% dalam setiap pembelian bahan baku di atas Rp 4 juta per bulan.
Selain itu, master juga berhak memasok bahan baku ke mitra di bawahnya yang berasal dari pusat. Keuntungan lain menjadi master, mereka akan memperoleh jatah sebesar 2% dari setoran biaya royalti yang didapat dari mitra di bawahnya sebesar 5%.
Iin Rhomayani adalah salah satu mitra yang juga menjadi master Grek di daerah Depok. Ia memiliki satu gerai yang sudah beroperasi di Depok Town Square (Detos). Dalam waktu dekat, ia akan membuka satu gerai lagi di depan Universitas Gunadharma.
Selain memasarkan gerai Grek, Iin juga menjual produk Grek di bazar-bazar kampus. "Ternyata responnya lebih baik ketimbang berjualan di Detos. Di bazar penjualannya bisa mencapai 70 gelas per hari," katanya.
Seakan tidak hilang di makan zaman, usaha minuman sari tebu giling tetap bertahan. Malah sejak bertumbuh kesadaran mengonsumsi makanan alami untuk menunjang kesehatan, minuman itu makin populer.
Begitu juga dengan minuman sari tebu
Minuman sari tebu tidak marak di Jakarta, tetapi juga di berbagai daerah. Penjualnya mangkal di pinggir jalan dengan peralatan giling yang dibawa dengan gerobak, atau kendaraan bermotor. Produk ini juga kerap dijual di gerai pada pusat perbelanjaan.
Seorang yang menangkap peluang itu adalah A. Doddy Su-bangun. Sejak 6 tahun lalu, pria asal Jambi itu merintis usaha sari tebu, hingga sukses memiliki waralaba Rajanya Tebu.Ada tiga model sarana penjualannya, yakni gerobak motor, gerobak kaki lima, dan gerobak di mal. "Dengan gerobak pinggir jalan, investasi plus alat giling Rpl 7,5 juta yang ditanam bisa kembali 3-5 bulan," ujarnya.
Saat ini, gerai Rajanya Tebu tercatat lebih dari 400 unit, yang tersebar di Jakarta, Bogor,Tangerang, Bekasi, Batam, Yogyakarta, Palembang, Surabaya, dan Jambi. Di samping kesadaran memilih makanan alami, penjualan sari tebu dengan proses giling yang dapat dilihat langsung oleh pembelinya menjadi daya tarik tersendiri.
Dengan begitu pembeli bisa yakin, minuman sari tebu asli tanpa tambahan air. "Kalau mitra [terwaralaba] ketahuan mencampur air, kami pecat. Kami pertahankan kejujuran," kata Doddy.
Tebu pasokan Doddy asli dari Jambi, dengan ciri diameter lebih besar dibandingkan dengan tebu dari tanah Jawa. Di samping itu, kadar air dan gulanya relatif sedikit. Satu batang tebu seharga Rp7.000 mampu menghasilkan 7-9 gelas.
Satu hari gerai gerobak motor biasanya menjual 15-20 batang tebu atau 60-70 gelas sari tebu dengan harga Rp4.000 per gelas. Adapun gerai di dalam mal biasanya mampu menjual 70-an gelas sari tebu dengan harga jual per gelas Rp5.000- Rp8.000.
"Menggiurkan," begitu pengakuan Suryo Utomo Sapto Pi-tulu. pedagang sari tebu di kawasan Depok II Tengah. Menurut pria yang menekuni usaha itu sejak 4 tahun lalu di Jl. Sentosa Raya itu, investasinya tidak terlalu besar, sekitar Rp 15 juta.
Suryo mendapatkan pasokan tebu dari agen di Tegal, Jawa Tengah. Sekali order minimal 100 ikat tebu senilai Rpl juta. Saat ini, dia membutuhkan pasokan minimal 200 ikat tebu setiap sepekan.Dengan harga sari tebu Rp2.000 per gelas, omzetnya rata-rata Rp200.000 per hari, atau menghabiskan empat ikat tebu. Penjualannya meningkat tajam hingga mencapai Rp700.000 per hari ketika memasuki akhir pekan, Sabtu dan Minggu.
Senada dengan Doddy, bisnis minuman sari tebu dinilai Suryo mempunyai prospek yang cerah, karena produknya digemari masyarakat. Bahannya hanya dicampur es batu untuk mengurangi rasa manis tebu, sekaligus menambah nikmatnya sari tebu.
Senada dengan Doddy, Suryo mewanti-wanti agar manis bisnis minuman sari tebu bisa terus dinikmati, "Kejujuran menjadi faktor penentu. Jangan sekali-kali mencampur sari tebu dengan air atau es berlebihan untuk meraih untung lebih besar."
Salah satu jenis kemitraan yang kini berkembang pesat adalah kemitraan bisnis makanan dan minuman. Maklum, bisnis ini terbukti lebih kebal krisis. Kelebihan inilah yang membuat Dhani Kurniawan berani menekuni bisnis minuman, khususnya bisnis minuman cokelat dan kopi.
Namun, Dhani mengusung konsep yang tak biasa. Lewat bendera Grek Chocolate & Coffee yang ia rintis sejak 2009, ia menawarkan produk minuman cokelat dan kopi dengan harga terjangkau. Walaupun, racikan cokelat dan kopinya tak kalah dari racikan kedai kelas atas di mal-mal.
Harga jual minuman cokelat dan kopi di Grek Chocolate & Coffee sangat terjangkau, yakni sekitar Rp 5.000 hingga Rp 10.000 per gelas.
Jenis minumannya pun beragam. Total, ada sekitar 12 pilihan rasa, seperti rasa spanish coco, ginger milk, bluberry coco, ginger coffee, mocha latte, dan cappucino.
Ternyata, pasar menyambut positif minuman kopi dan cokelat racikan Dhani. Buktinya, cabang Grek yang berlokasi di Cilacap sudah bisa balik modal dalam satu tahun.
Setelah memiliki bukti bisnis ini bisa mencetak untung, Dhani mulai berekspansi dengan menawarkan kemitraan usaha bagi masyarakat sejak awal 2010. Kini, ia telah memiliki delapan gerai di sekitar Bandung, Yogyakarta, Cilacap, dan Depok, Jawa Barat.
Dhani menawarkan dua paket investasi. Yaitu, investasi tipe gerobak seharga Rp 18 juta dan investasi tipe kios dengan modal Rp 35 juta.
Dengan setoran Rp 18 juta itu, Mitra akan mendapatkan fasilitas konter berupa gerobak (booth), perlengkapan kios, bahan baku awal, dan pelatihan pegawai. "Ini sudah termasuk biaya franchise selama tiga tahun," ujarnya. Namun, mitra akan terkena biaya royalti sebesar 5% dari omzet.
Sementara mitra yang memilih tipe kios akan mendapatkan bahan baku awal lebih banyak dan gerai yang lebih eksklusif.
Tawaran menjadi master
Lokasi gerai yang Dhani sarankan adalah tempat-tempat keramaian seperti di depan minimarket atau sekolah dan universitas. Maklum, sasaran pasar Grek Chocolate & Coffee ini adalah anak-anak muda yang gemar minum cokelat dan kopi.
Selain paket kemitraan, Dhani juga menawarkan peluang menjadi mitra master untuk suatu kota tertentu. Syaratnya, mitra membeli minimal dua gerai sebagai tanda resmi menjadi master Grek.
Nantinya, master berhak memasarkan gerai Grek dan mendapat potongan 5%-10% dalam setiap pembelian bahan baku di atas Rp 4 juta per bulan.
Selain itu, master juga berhak memasok bahan baku ke mitra di bawahnya yang berasal dari pusat. Keuntungan lain menjadi master, mereka akan memperoleh jatah sebesar 2% dari setoran biaya royalti yang didapat dari mitra di bawahnya sebesar 5%.
Iin Rhomayani adalah salah satu mitra yang juga menjadi master Grek di daerah Depok. Ia memiliki satu gerai yang sudah beroperasi di Depok Town Square (Detos). Dalam waktu dekat, ia akan membuka satu gerai lagi di depan Universitas Gunadharma.
Selain memasarkan gerai Grek, Iin juga menjual produk Grek di bazar-bazar kampus. "Ternyata responnya lebih baik ketimbang berjualan di Detos. Di bazar penjualannya bisa mencapai 70 gelas per hari," katanya.
Seakan tidak hilang di makan zaman, usaha minuman sari tebu giling tetap bertahan. Malah sejak bertumbuh kesadaran mengonsumsi makanan alami untuk menunjang kesehatan, minuman itu makin populer.
Begitu juga dengan minuman sari tebu
Minuman sari tebu tidak marak di Jakarta, tetapi juga di berbagai daerah. Penjualnya mangkal di pinggir jalan dengan peralatan giling yang dibawa dengan gerobak, atau kendaraan bermotor. Produk ini juga kerap dijual di gerai pada pusat perbelanjaan.
Seorang yang menangkap peluang itu adalah A. Doddy Su-bangun. Sejak 6 tahun lalu, pria asal Jambi itu merintis usaha sari tebu, hingga sukses memiliki waralaba Rajanya Tebu.Ada tiga model sarana penjualannya, yakni gerobak motor, gerobak kaki lima, dan gerobak di mal. "Dengan gerobak pinggir jalan, investasi plus alat giling Rpl 7,5 juta yang ditanam bisa kembali 3-5 bulan," ujarnya.
Saat ini, gerai Rajanya Tebu tercatat lebih dari 400 unit, yang tersebar di Jakarta, Bogor,Tangerang, Bekasi, Batam, Yogyakarta, Palembang, Surabaya, dan Jambi. Di samping kesadaran memilih makanan alami, penjualan sari tebu dengan proses giling yang dapat dilihat langsung oleh pembelinya menjadi daya tarik tersendiri.
Dengan begitu pembeli bisa yakin, minuman sari tebu asli tanpa tambahan air. "Kalau mitra [terwaralaba] ketahuan mencampur air, kami pecat. Kami pertahankan kejujuran," kata Doddy.
Tebu pasokan Doddy asli dari Jambi, dengan ciri diameter lebih besar dibandingkan dengan tebu dari tanah Jawa. Di samping itu, kadar air dan gulanya relatif sedikit. Satu batang tebu seharga Rp7.000 mampu menghasilkan 7-9 gelas.
Satu hari gerai gerobak motor biasanya menjual 15-20 batang tebu atau 60-70 gelas sari tebu dengan harga Rp4.000 per gelas. Adapun gerai di dalam mal biasanya mampu menjual 70-an gelas sari tebu dengan harga jual per gelas Rp5.000- Rp8.000.
"Menggiurkan," begitu pengakuan Suryo Utomo Sapto Pi-tulu. pedagang sari tebu di kawasan Depok II Tengah. Menurut pria yang menekuni usaha itu sejak 4 tahun lalu di Jl. Sentosa Raya itu, investasinya tidak terlalu besar, sekitar Rp 15 juta.
Suryo mendapatkan pasokan tebu dari agen di Tegal, Jawa Tengah. Sekali order minimal 100 ikat tebu senilai Rpl juta. Saat ini, dia membutuhkan pasokan minimal 200 ikat tebu setiap sepekan.Dengan harga sari tebu Rp2.000 per gelas, omzetnya rata-rata Rp200.000 per hari, atau menghabiskan empat ikat tebu. Penjualannya meningkat tajam hingga mencapai Rp700.000 per hari ketika memasuki akhir pekan, Sabtu dan Minggu.
Senada dengan Doddy, bisnis minuman sari tebu dinilai Suryo mempunyai prospek yang cerah, karena produknya digemari masyarakat. Bahannya hanya dicampur es batu untuk mengurangi rasa manis tebu, sekaligus menambah nikmatnya sari tebu.
Senada dengan Doddy, Suryo mewanti-wanti agar manis bisnis minuman sari tebu bisa terus dinikmati, "Kejujuran menjadi faktor penentu. Jangan sekali-kali mencampur sari tebu dengan air atau es berlebihan untuk meraih untung lebih besar."