Budidaya Tanaman Obat, Lahan Bisnis Potensial

Bibit tanaman yang mengandung obat khususnya yang ditanam di pot berprospek baik dalam bisnis tanaman hias.

"Penggemar tanaman hias kini gemar mengoleksi bibit tanaman yang mengandung obat, apalagi memasuki awal musim hujan permintaan cenderung meningkat," kata M Nazir petani dan pedagang tanaman hias asal Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Ia mengatakan tingginya permintaan bibit tanaman yang mengandung obat tersebut menyebabkan para pedagang tanaman hias menambah stok yang didatangkan dari berbagai daerah. "Bibit tanaman yang mengandung obat tersebut banyak dicari para penggemar tanaman hias. Mereka menilai bibit tanaman itu berkhasiat serta dapat dijadikan tanaman hias," katanya.

Menurut dia jenis tanaman yang mengandung obat itu harus didatangkan dari berbagai daerah di luar Kota Yogyakarta, karena di daerah ini sudah jarang ditemui terutama yang berkhasiat.

Mengenai prospek bisnis tanaman hias di DIY, ia mengatakan makin ramai karena banyak pemain baru, baik dari dalam maupun luar daerah, yang menekuni dan terjun ke bisnis itu. "Hampir setiap hari selalu ada penyelenggaraan pameran dan bursa tanaman hias, bahkan tidak hanya di satu tempat, tetapi di beberapa tempat secara bersamaan," kata Nasir yang memiliki sejumlah kios tanaman hias di Yogyakarta.

Hartono pedagang tanaman hias di Kabupaten Bantul mengatakan meski saat ini bisnis tanaman hias saat ini masih ramai, karena mungkin dulu mereka masih sebagai konsumen dan pembeli, namun kemudian ikut menggeluti bisnis tanaman hias.

Ia mengatakan DIY hingga saat ini masih menjadi pasar potensial untuk bisnis tanaman hias, bahkan sebagai pasar potensial Yogyakarta belum tertandingi karena hampir setiap hari ada pameran dan bursa tanaman hias.

Temulawak, kunyit, kencur dan jahe merupakan kelompok tanaman rimpang-rimpangan (Zingiberaceae) mempunyai potensi yang sangat besar untuk digunakan dalam hampir semua produk obat tradisional (jamu) karena paling banyak diklaim sebagai penyembuh berbagai penyakit masyarakat modern (degeneratif, penurunan imunitas, penurunan vitalitas). Sedangkan purwoceng sangat potensial untuk dikembangkan sebagai komplemen dan substitusi ginseng impor sehingga dapat menghemat devisa negara.

Produk yang dihasilkan dari tanaman temulawak, kunyit, kencur dan jahe adalah produk setengah jadi (simplisia, pati, minyak, ekstrak), produk industri (makanan/minuman, kosmetika, farmasi, IKOT dan IOT), produk jadi (sirup, instan, bedak, tablet dan kapsul). Sedangkan untuk purwoceng, produk setengah jadi berupa simplisia dan ekstrak, produk industri dalam bentuk jamu seduh, minuman kesehatan (IKOT/IOT), pil atau tablet/kapsul (farmasi).

Arah pengembangan tanaman obat sampai tahun 2010 masih diarahkan ke lokasi dimana industri obat tradisional berkembang yaitu di Pulau Jawa dengan target luas areal 1.276 ha untuk temulawak, 1.527 ha kunyit, 3.270 ha kencur, 7.124 ha jahe dan 154 ha purwoceng.

Target produksi sampai tahun 2010 dengan asumsi produktivitas per tahun rata-rata 7-8 ton/ha, maka produksi temulawak diperkirakan mencapai 14.020 ton, kunyit 15.426 ton, kencur 26.290 ton dan purwoceng 850 ton. Kecuali ada permintaan khusus, setelah 2010 areal pengembangan temulawak, kunyit, kencur, jahe dan purwoceng dapat diperluas ke luar Pulau Jawa yang ketersediaan lahannya lebih luas.

Pengembangan agribisnis hilir komoditas tanaman obat diarahkan untuk pengembangan produk turunan berupa produk jadi, pengembangan industri hilir temulawak, kunyit, kencur, jahe dan purwoceng yang dilakukan dengan diversifikasi produk dalam bentuk yang lebih sederhana yaitu simplisia atau ekstrak.
»»  ...

Meski Kecil Dan Nampak Sepele, Wader Hasilkan Omzet Rp90 Jt/bln

Bagi sebagian orang, usaha ini mungkin dianggap sepele: menggoreng wader (ikan air tawar ukuran kecil). Namun, berkat usaha ini, Supriyadi (47), warga Dusun Santan, Guwosari, Panjangan, Bantul, meraup omzet Rp 90 juta per bulan dan memberi sumber nafkah bagi 12 pekerjanya.

Wader goreng produksi Supriyadi telah beredar di 79 toko oleh-oleh dan rumah makan di kawasan Kabupaten Sleman dan Kotamadya Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kini, rata-rata dalam satu hari Supriyadi menggoreng 200 kilogram wader dan selalu habis terjual. Tak ada yang menyangka usaha yang dirintis Supriyadi dengan modal awal Rp 60.000 ini berkembang pesat.

Supriyadi memulai usaha wader goreng pada tahun 2000. Sebelumnya, ia bekerja sebagai buruh pabrik di Jakarta. Krisis ekonomi yang menghantam Indonesia tahun 1998 membuat Supriyadi kehilangan pekerjaannya karena terkena pemutusan hubungan kerja.

Supriyadi pun memutuskan kembali ke kampung halamannya di Bantul, DI Yogyakarta, dan meninggalkan Jakarta.

Di kampungnya, Supriyadi tertarik dengan usaha yang digeluti mertuanya, yakni menggoreng wader. ”Dengan modal Rp 60.000 saya ajak istri untuk membeli wader lalu digoreng. Setelah dijual ternyata responsnya positif. Saya lalu menambah jumlah wader dengan mencari pinjaman sana sini,” ujarnya, beberapa waktu lalu.

Sampai tahun 2006, usaha wader goreng Supriyadi belum menunjukkan hasil yang signifikan. Gempa bumi yang melanda Yogyakarta sempat membuat usahanya terhenti selama enam bulan.

Saat itu, Supriyadi seolah kehilangan semangat untuk bangkit. Rumahnya rata dengan tanah. Namun, berkat dorongan keluarga, Supriyadi pun memulai kembali usaha wader goreng.

Tahun 2007, bapak tiga anak itu mendapatkan bantuan modal Rp 40 juta dari pemerintah. Dana tersebut dimanfaatkan untuk membeli peralatan menggoreng, alat mengemas, dan peralatan pendukung lainnya. Semua peralatan tersebut dibutuhkan untuk mengembangkan usahanya.

Kini wader goreng Supriyadi telah populer sebagai salah satu oleh-oleh khas Yogyakarta. Wader goreng yang krenyes-krenyes, menjadi daya tarik utama bagi konsumen.

Rahasia krenyes-krenyes wader goreng produksi Supriyadi itu terletak pada cara menggorengnya, yaitu melalui dua tahap penggorengan.

Pertama, wader digoreng dengan tepung kering. Bila pesanan tidak terlalu banyak, wader gorengan pertama ini bisa disimpan hingga satu minggu.

Namun, untuk mendapatkan wader goreng siap konsumsi, wader gorengan pertama di campur dengan tepung basah lalu digoreng kembali. Hasil dari penggorengan tahap kedua ini bisa tahan sampai tiga bulan.

Supriyadi juga peduli pada kemasan. Selain mengemas dalam plastik, ia juga menawarkan wader goreng kemasan stoples seharga Rp 20.000. Adapun kemasan plastik harganya Rp 15.000 per 200 gram.

”Kemasan penting untuk menarik konsumen. Kalau dibuat menarik, mereka bisa memanfaatkannya untuk oleh-oleh,” ujar Supriyadi.

Kepercayaan konsumen pun dia bangun dengan memberi jaminan kelayakan produk. Supriyadi melengkapi usahanya dengan sertifikat pangan industri rumah tangga (PIRT). Usaha milik Supriyadi ini menjadi satu-satunya usaha skala rumah tangga sektor perikanan di Bantul yang mengantongi PIRT.

Selama ini, lanjutnya, pengusaha makanan kurang peduli pada PIRT. Padahal, untuk bisa menembus ritel modern, PIRT biasanya jadi syarat utama.

Usaha wader goreng Supriyadi kini bukan hanya memberi penghasilan kepada 12 pekerjanya, tapi juga pembudidaya ikan dari berbagai daerah yang selama ini menjadi pemasok wader segar.

Supriyadi mendapat pasokan wader segar dari Wonogiri, Purwodadi, dan Pati, Jawa Tengah, serta Bantul, DI Yogyakarta.

Supriyadi tak berhenti hanya puas menjadi pengusaha wader goreng. Ia masih memiliki obsesi untuk membangun kampungnya menjadi daerah tujuan wisata kuliner.

”Selama ini wader goreng hanya kami titipkan sehingga manfaat untuk masyarakat sekitar tidak optimal. Jika Dusun Santan bisa jadi ikon wader goreng dan mendatangkan banyak pengunjung, masyarakat pasti akan ikut menikmati,” ujarnya.

Supriyadi sudah membuat rancangan pengembangan rumah makan di kampungnya. Dalam desain tersebut, ia mencantumkan pembuatan arena bermain anak dan taman. Dua sarana ini dinilai penting agar pengunjung mendapatkan nilai lebih. ”Mereka tidak hanya makan, tetapi juga bisa bermain dengan keluarganya,” tutur dia.

Diversifikasi produk pun dilakukan, dengan membuat ini menjadi strategi agar konsumen tidak jenuh. ”Saya juga sedang berpikir membuat kerupuk dari limbah wader dan udang. Selama ini limbahnya dibuang, padahal masih bisa dimanfaatkan,” kata Supriyadi.

Begitu juga dengan yang satu ini. Jika Anda berkunjung ke Blitar, Jawa Timur, jangan lewatkan kesempatan bersantap menu ndeso ala Mak Ti. Warung kampung ini sudah tersohor dengan sajian masakan khas desa, racikan tangan Supiyati, pemilik warung Mak Ti.

Bagi Mak Ti, yang namanya rezeki memang tak akan lari ke mana-mana. Lihatlah, hasil usaha yang kini dia gendong. Meski berlokasi di “pedalaman” Blitar, Jawa Timur, nyatanya warung penjaja masakan pengusung sajian khas desa ini senantiasa ramai kedatangan pelanggan.

Mak Ti mengawali usaha warung makannya sejak tahun 2000 silam. Boleh dibilang, Warung Mak Ti mengubah pakem soal lokasi bisnis. Maklum, letaknya di pelosok Blitar. Tepatnya di Dusun Ngelaos, Gododeso, Kecamatan Kanigoro, Blitar, sekitar sekitar 10 kilometer arah selatan Kota Blitar.

Bangunan warung makan ini tergolong ala kadarnya. Bahkan, lantainya masih berupa tanah alias belum terjamah semen. Dinding warung juga masih berupa bilik anyaman bambu reyot. Meski sederhana, satu hal yang patut mendapat acungan jempol soal warung ini: kebersihan selalu terjaga.

Nyatanya, ketenaran Warung Mak Ti sampai ke mana-mana. Pembelinya berasal dari beragam status sosial. Mulai dari kelas yang bersepeda onthel alias rakyat jelata, hingga pejabat tinggi.

Salah satu pejabat yang pernah menyambangi warung Mak Ti adalah Boediono, Wakil Presiden RI saat ini. Maklum saja, Pak Boed memang lahir dan besar di Blitar. “Pak Boediono terakhir ke warung saya saat kampanye pemilihan presiden, April lalu,” beber Mak Ti, awal November lalu.

Menu ikan kali

Lantas, apa yang membuat warung nasi Mak Ti begitu tenar dan banyak dikunjungi orang? Mak Ti pun tak segan berbagi rahasia. “Saya menyajikan masakan khas desa,” kata perempuan paruh baya ini.

Semua jenis masakan desa lengkap ada di sini. Sebut saja sayur lodeh, pepes teri, pecak terong, dan aneka macam lauk pauk. Kebanyakan, sajian lauk olahan Mak Ti berupa olahan ikan sungai, seperti ikan gabus, lele, nila, dan wader. “Semua jenis ikan jendhil (ikan kali) saya sajikan,” kata Mak Ti.

Sebagai variasi tambahan, ada pula olahan bandeng, serta menu daging ayam. Tentu saja, sambal pedas penyengat lidah, plus nasi putih, menjadi pelengkap hidangan. Oh, iya, bagi yang suka masakan bersantan, di Warung Mak Ti juga ada.

Mau tahu rasanya? Cobalah mencomot wader goreng. Cocol dengan sambal pedas plus sejumput nasi. Masukkan ke dalam mulut dan rasakan efeknya. Boleh dibilang, gurih daging wader berpadu dengan panasnya sengatan sambal, menendang lidah. Mak nyos.., keringat bisa mengocor di atas jidat.

Soal harga, dijamin tak akan membuat jidat Anda mengerut. Dengan duit Rp 5.000, Anda sudah bisa makan sepuasnya. Silakan tambah nasi sesuka hati. Tambah nasi di sini gratis. “Kecuali nambah lauk, nanti baru dihitung,” kata Mak Ti.

Pendek kata, kepenatan dan keputusasaan mencari lokasi Warung Mak Ti terbayar lunas setelah menyantap aneka hidangan di sini.
Para pengunjung pun tak perlu berlama-lama menunggu pesanan datang. Maklum, Warung Mak Ti menyajikan ala prasmanan atawa self service.

Semua masakan diletakkan di atas meja besar di bagian belakang warung. Nasi berada dalam bakul bambu besar, sehingga pembeli gampang mengambilnya sesuka hati. Sementara, lauk-pauk bertumpuk dalam baskom besar.
Mak Ti berkata, resep rahasia olahannya terletak pada racikan bumbunya. Mak Ti mencampurkan bawang merah, bawang putih, cabai merah, laos, dengan tempe bosok, diulek hingga lumat. “Pada setiap masakan, saya lebih menonjolkan rasa laos, sehingga bisa lebih gurih,” terang Mak Ti.

Ibu tiga anak ini sengaja memisahkan tempat menaruh makanan, area bersantap, dan lokasi memasak. Tempat masakan matang terdapat di bagian belakang warung seluas kira-kira 6 meter x 5 meter. Ruang santap di bagian tengah seluas kira-kira 10 meter x 10 meter. Dapur berada di samping kiri warung seluas sekitar 20 meter x 10 meter.

Di dapur inilah, Mak Ti bersama beberapa pembantunya mengolah berbagai kudapan. Oh, ya, untuk mengelola warung ini, Mak Ti dibantu 15 pekerja. Sebagian sebagai juru masak, sebagian lain berperan sebagai pramusaji.
Mereka harus bekerja ekstrakeras lantaran pengunjung selalu ramai, terutama di pagi hari, jam makan siang, dan saat sore hari selepas jam kantor. Dalam sehari, pengunjung warung Mak Ti bisa ratusan orang.

Bahkan, akhir pekan, pengunjung bisa membeludak lebih dari 1.000. “Saya membagi pekerja dua shift, 10 orang dari jam 06.00–16.00, sedang lima orang pukul 16.00 sampai 23.00,” kata Mak Ti. Aktivitas kerja itu sekaligus menunjukkan jam buka warung Mak Ti.

Dalam sehari, Mak Ti mampu menghabiskan satu kuintal beras, dan lima kuintal ikan kali. “Ikan-ikan itu saya beli langsung dari pedagang di Karangkates setiap hari,” kata Mak Ti. Karangkates adalah nama sebuah bendungan di selatan Kabupaten Malang.

Saban hari, rata-rata Mak Ti mampu mendulang omzet hingga Rp 7 juta, atau sekitar Rp 210 juta per bulan. “Pada saat akhir pekan, omzet saya naik menjadi Rp 10 juta, bahkan bisa lebih,” ungkap Mak Ti.

Dari omzet sebanyak tadi, Mak Ti mengaku mengambil laba maksimal 20%. “Untungnya memang tidak terlalu banyak, karena saya lebih senang memberi kepada orang lain ketimbang berpikiran bisnis,” ucap Mak Ti. Toh, untuk ukuran di kampung, tetap saja perolehan keuntungan Mak Ti tergolong luar biasa.

Yang jelas, dari usaha yang dirintis sejak awal tahun 2000 lalu, kini Mak Ti hidup makmur. Bahkan, dia mampu membangunkan tiga rumah bagi ketiga anaknya.
Kendati kedainya sudah kondang ke mana-mana, Mak Ti belum berniat memperbaiki warungnya sudah nampak reyot dimakan usia. Ya, bisa jadi, dia menganggap warung sederhana ini justru membawa rezeki.

Setelah sukses di Blitar, apakah Mak Ti berniat membuka cabang? Soal ini, Mak Ti menjawab tegas, “Saya tidak akan membuka cabang di tempat lain,” ujarnya. Bahkan, dia pun tidak berencana membuka warung serupa untuk anak-anaknya. “Anak saya tidak akan bisa melanjutkan usaha seperti saya,” kilah Mak Ti.
»»  ...

Analisa Budidaya Itik, Peluang Usaha Rumah Tangga Menjanjikan

Begitu Musiran (54) masuk kandang, itik-itik itu langsung berhamburan menghampirinya. Dengan cekatan, puluhan itik langsung mencocor makanan yang dibawa sang majikan. Setelah kenyang, mereka menyingkir dan Musiran langsung membawa ember makanan itu keluar kandang.

Itulah aktivitas rutin Musiran, warga Dusun Bogoran, Trirenggo, Bantul. Tiga puluh tahun sudah ia membudidayakan itik untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Jumlah itik yang ia kembangkan sudah mencapai 1.110 ekor.

Pengembangan itik diarahkan untuk dua hal, produksi telur dan bibit. Untuk telur, peternak menjual dengan sistem butiran. Tiap butir dihargai Rp 1.100. Untuk bibit, ia jual Rp 3.500 per ekor. "Bibit adalah itik yang baru saja menetas. Pembeli bisa membeli bibit saat masih berwujud telur dengan harga Rp 1.200 per butir," katanya, Selasa (24/5).

Dalam sehari, jumlah telur yang terkumpul mencapai 660 butir atau setara Rp 726.000. Dari jumlah itu, Musiran harus menyisihkan sekitar Rp 500.000 untuk biaya pakan. Jadi, keuntungan bersih dari telur itik mencapai Rp 226.000 per hari. Untuk pakan, Musiran menghabiskan 190 kilogram konsentrat yang dicampur katul dan nasi aking.

Di Bogoran ada 25 warga yang mengembangkan usaha serupa. Mereka tergabung dalam Kelompok Ternak Itik Gurun Sahara. Jumlah populasi total itik mereka mencapai 3.000 ekor. Guna menjaga lingkungan supaya tidak kotor dan berbau, mereka mengandangkan itik secara berkelompok.

Ada enam kandang yang tersedia. Kandang itu berlokasi di sekitar sungai kecil. Tujuannya agar perkembangan itik lebih maksimal. "Itik paling suka berada di sungai. Makanya, lokasi kandang sengaja kami pilih berdekatan dengan sungai," kata Suhardi (40), peternak yang mengembangkan 200 ekor itik.

Ribuan itik itu tentu membutuhkan sistem keamanan yang memadai. Para peternak menerapkan sistem ronda bergiliran. Ronda terbukti efektif menjaga keamanan. "Selama ini belum ada kasus pencurian karena ronda rutin tiap malam," ujar Suhardi.

Awalnya budidaya itik hanya digeluti 1-2 orang. Setelah usaha terbukti mendatangkan hasil, warga lain tertarik. Mereka mengembangkan usaha tersebut secara serius. Tak hanya sebagai usaha sampingan, budidaya itik sudah menjadi sumber penghasilan pokok warga. "Baru sekitar setengah tahun ini saya mengembangkan itik dan ternyata hasilnya lumayan," kata Suparno, yang memiliki 450 ekor itik.

Suparno adalah pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bantul. Ia mengaku hasil beternak itik melebihi penghasilan sebagai PNS. "Saya memutuskan ikut beternak karena melihat banyak peternak yang sukses," tuturnya.

Telur dan bibit itik produksi Dusun Bogoran biasanya diambil para pedagang dari luar kota seperti Purworejo dan Kutoarjo, Jawa Tengah. Mereka tak pernah khawatir dengan permintaan pasar karena selama ini produksi mereka selalu terserap. Untuk itik yang dewasa atau sudah memasuki usia nonproduktif, peternak juga tak khawatir karena sejumlah pedagang bebek goreng menantinya.

Sekarang peternak justru khawatir ketika isu flu burung mencuat. Isu itu membuat permintaan telur dan daging drop. "Kami berharap flu burung sudah mereda karena kami juga sudah aktif memberi vaksinasi," katanya.

Berdasarkan data Dinas Peternakan Kelautan dan Perikanan Bantul, pencapaian kegiatan vaksinasi unggas di Bantul tahun ini baru mencapai 52 persen. Dari total populasi unggas 580.000 ekor, baru 304.000 ekor yang divaksinasi. Kenyataan ini seharusnya menjadi perhatian banyak pihak. Jangan sampai flu burung mewabah lagi....

Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar (Anas moscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang dipelihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik).

Secara internasional ternak itik terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, Asia, Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai musim tropis dan subtropis). Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa (Tegal, Brebes dan Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali serta Lombok.

Klasifikasi (penggolongan) itik, menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu:

Itik petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA;
Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga;
Itik ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood.

Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik petelur unggul lainnya yang merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak) Ciawi, Bogor.

MANFAAT BUDIDAYA ITIK

Untuk usaha ekonomi kerakyatan mandiri.
Untuk mendapatkan telur itik konsumsi, daging, dan juga pembibitan ternak itik.
Kotorannya bisa sebagai pupuk tanaman pangan/palawija.
Sebagai pengisi kegiatan dimasa pensiun.
Untuk mencerdaskan bangsa melalui penyediaan gizi masyarakat.

PERSYARATAN LOKASI

Mengenai lokasi kandang yang perlu diperhatikan adalah: letak lokasi jauh dari keramaian/pemukiman penduduk, mempunyai letak transportasi yang mudah dijangkau dari lokasi pemasaran dan kondisi lingkungan kandang, mempunyai iklim yang kondusif bagi produksi ataupun produktivitas ternak. Itik serta kondisi lokasi tidak rawan penggusuran dalam beberapa periode produksi.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

Sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri, terutama dalam hal pemahaman tentang pancausaha beternak yaitu: (1). Perkandangan; (2). Bibit Unggul; (3). Pakan Ternak; (4). Tata Laksana dan (5). Pemasaran Hasil Ternak.

Penyiapan Sarana dan Peralatan
Persyaratan temperatur kandang ± 39 ° C.
Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%
Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang
Model kandang ada 3 (tiga) jenis yaitu:
kandang untuk anak itik (DOD) oada masa stater bisa disebut juga kandang box, dengan ukuran 1 m 2 mampu menampung 50 ekor DOD
kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model kandang Ren/kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor perkelompok
kandang layar ( untuk itik masa bertelur) modelnya bisa berupa kandang baterei ( satu atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga berupa kandang lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik dewasa ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran kandang 3 x 2 meter).
Kondisi kandang dan perlengkapannya
Kondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana asal tahan lama (kuat). Untuk perlengkapannya berupa tempat makan, tempat minum dan mungkin perelengkapan tambahan lain yang bermaksud positif dalam managemen
Pembibitan
Ternak itik yang dipelihara harus benar-benar merupakan ternak unggul yang telah diuji keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang diharapkan.
Pemilihan bibit dan calon induk
Pemilihan bibit ada 3 ( tiga) cara untuk memperoleh bibit itik yang baik adalah sebagai berikut :
membeli telur tetas dari induk itik yang dijamin keunggulannya
memelihara induk itik yaitu pejantan + betina itik unggul untuk mendapatkan telur tetas kemudian meletakannya pada mentok, ayam atau mesin tetas
membeli DOD (Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah dikenal mutunya maupun yang telah mendapat rekomendasi dari dinas peternakan setempat.Ciri DOD yang baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap.
Perawatan bibit dan calon induk
Perawatan Bibit
Bibit (DOD) yang baru saja tiba dari pembibitan, hendaknya ditangani secara teknis agar tidak salah rawat. Adapun penanganannya sebagai berikut: bibit diterima dan ditempatkan pada kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam brooder adalah temperatur brooder diusahakan yang anak itik tersebar secara merata, kapasitas kandang brooder (box) untuk 1 m² mampu menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum sesuai dengan ketentuan yaitu jenis pakan itik fase stater dan
minumannya perlu ditambah vitamin/mineral.
Perawatan calon Induk
Calon induk itik ada dua macam yaitu induk untuk produksi telur konsumsi dan induk untuk produksi telur tetas. Perawatan keduanya sama saja, perbedaannya hanya pada induk untuk produksi telur tetas harus ada pejantan dengan perbandingan 1 jantan untuk 5 – 6 ekor betina.
Reproduksi dan Perkawinan
Reproduksi atau perkembangbiakan dimaksudkan untuk mendapatkan telur tetas yang fertil/terbuahi dengan baik oleh itik jantan. Sedangkan sistem perkawinan dikenal ada dua macam yaitu itik hand mating/pakan itik yang dibuat oleh manusia dan nature mating (perkawinan itik secara alami).
Pemeliharaan
Sanitasi dan Tindakan Preventif
Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit.
Pengontrol Penyakit
Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik.
Pemberian Pakan
Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur 0–8 minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur 18–27 minggu). Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan kode masing-masing fase. Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu:
umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
umur 21 hari samapai 18 minggu disebar dilantai.
umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara ad libitum (terus menerus).

Dalam hal pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan biaya baik tempat ransum sendiri yang biasa diranum dari bahan-bahan seperti jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang, bungkil feed suplemen.
Pemberian minuman itik, berdasarkan pada umur itik juga yaitu :
umur 0-7 hari, untuk 3 hari pertama iar minum ditambah vitamin dan mineral, tempatnya asam seperti untuk anak ayam.
umur 7-28 hari, tempat minum dipinggir kandang dan air minum diberikan secara ad libitum (terus menerus)
umur 28 hari-afkir, tempat minum berupa empat persegi panjang dengan ukuran 2 m x 15 cm dan tingginya 10 cm untuk 200-300 ekor. Tiap hari dibersihkan.
Pemeliharaan Kandang
Kandang hendaknya selalu dijaga kebersihannya dan daya gunanya agar produksi tidak terpengaruh dari kondisi kandang yang ada.

HAMA DAN PENYAKIT

Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu:

Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa
Penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan yang kurang tepat

Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:

Penyakit Duck Cholera
Penyebab: bakteri Pasteurela avicida.
Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan.
Pengendalian: sanitasi kandang, pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.
Penyakit Salmonellosis
Penyebab: bakteri typhimurium.
Gejala: pernafasan sesak, mencret.
Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.

PANEN

Hasil Utama
Hasil utama, usaha ternak itik petelur adalah telur itik
Hasil Tambahan
Hasil tambah berupa induk afkir, itik jantan sebagai ternak daging dan kotoran ternak sebagai pupuk tanam yang berharga

PASCAPANEN

Kegiatan pascapanen yang bias dilakukan adalah pengawetan. Dengan pengawetan maka nilai ekonomis telur itik akan lebih lama dibanding jika tidak dilakukan pengawetan. Telur yang tidak diberikan perlakuan pengawetan hanya dapat tahan selama 14 hari jika disimpan pada temperatur ruangan bahkan akan segera membusuk. Adapun perlakuan pengawetan terdiri dari 5 macam, yaitu:

Pengawetan dengan air hangat
Pengawetan dengan air hangat merupakan pengawetan telur itik yang paling sederhana. Dengan cara ini telur dapat bertahan selama 20 hari.
Pengawetan telur dengan daun jambu biji
Perendaman telur dengan daun jambu biji dapat mempertahankan mutu telur selama kurang lebih 1 bulan. Telur yang telah direndam akan berubah warna menjadi kecoklatan seperti telur pindang.
Pengawetan telur dengan minyak kelapa
Pengawetan ini merupakan pengawetan yang praktis. Dengan cara ini warna kulit telur dan rasanya tidak berubah.
Pengawetan telur dengan natrium silikat
Bahan pengawetan natrium silikat merupkan cairan kental, tidak berwarna, jernih, dan tidak berbau. Natirum silikat dapat menutupi pori kulit telur sehingga telur awet dan tahan lama hingga 1,5 bulan. Adapun caranya adalah dengan merendam telur dalam larutan natrium silikat10% selama satu bulan.
Pengawetan telur dengan garam dapur
Garam direndam dalam larutan garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 25-40% selama 3 minggu.

ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya itik di Semarang tahun 1999 adalah sebagai berikut:.
Permodalan
Modal kerja
Anak itik siap telur um 6 bl 36 paketx500 ek x Rp 6.000 ====== Rp 108.000.000,-
Biaya kelancaran usaha dan lain-lain ==================== Rp 4.000.000,-
Modal Investasi
Kebutuhan kandang 36 paket x Rp 500.000,- ============= Rp 18.000.000,-
Jumlah kebutuhan modal : Rp 130.000.000,-
Prasyaratan kredit yang dikehendaki:
Bunga (menurun) 20% /tahun
Masa tanggung angsuran 1 tahun
Lama kredit 3 tahun
Biaya-biaya
Biaya kelancaran usaha dan lain-lain ======================= Rp 4.000.000,-
Biaya tetap
Biaya pengambalian kredit:
Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun I ============ Rp 14.723.000,-
Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun II =========== Rp 86.125.000,-
Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun III ========== Rp 73.125.000,-
Biaya penyusutan kandang:
biaya penyusutan kandang tahun I ================== Rp 3.600.000,-
biaya penyusutan kandang tahun II ================== Rp 3.600.000,-
biaya penyusutan kandang tahun III ================= Rp 3.600.000,-
Biaya tidak tetap
Biaya pembayaran ransum:
biaya ransum tahun I ============================== Rp 245.700.000,-
biaya ransum tahun II ============================== Rp 453.600.000,-
biaya ransum tahun III ============================= Rp 453.600.000,-
Biaya pembayaran itik siap produksi:
pembayaran tahun I =============================== Rp 108.000.000,-
pembayaran tahun II -
pembayaran tahun III -
Biaya pembayaran obat-obatan:
biaya pembayaran obat-obatan tahun I ================== Rp 2.457.000,-
biaya pembayaran obat-obatan tahun II ================= Rp 4.536.000,-
biaya pembayaran obat-obatan tahun III ================= Rp 4.436.000,-
( Biaya obat-obatan adalah 1% dari biaya ransum)
Pendapatan
Penjualan telur tahun I ================================ Rp 384.749.920,-
Penjualan telur tahun II =============================== Rp 615.600.000,-
Penjualan telur tahun III =============================== Rp 615.600.000,-
Penjualan itik culling 2 x 1.425 x Rp 2.000,- ================= Rp 5.700.000,-
Gambaran Peluang Agribisnis
Telur dan daging itik merupakan komoditi ekspor yang dapat memberikan keuntungan besar. Kebutuhan akan telur dan daging pasar internasional sangat besar dan masih tidak seimbang dari persediaan yang ada. Hal ini dapat dilihat bahwa baru dua negara Thailand dan Malaysia yang menjadi negara pengekspor terbesar. Hingga saat ini budidaya itik masih merupakan komoditi yang menjanjikan untuk dikembangkan secara intensif.

Usaha ternak itik bagi masyarakat dipedesaan merupakan salah satu mata pencaharian untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga. Pada umumnya itik dipelihara secara tradisional (ekstensif) dengan pengembalaan di lahan sawah atau rawa. Dengan semakin intensifnya pola tanam lahan sawah serta banyaknya bahan kimia yang digunakan, maka ketersediaan pakan itik secara alami menjadi berkurang termasuk kematian akibat keracunan pestisida. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah melalui budidaya semi-intensif atau intensif. Pemeliharaan itik dengan sistem tersebut memiliki beberapa keunggulan, diantaranya : produktivitas telur lebih tinggi, kesehatan dan keselamatan itik lebih terjamin, biaya pemeliharaan lebih efisien serta menghemat tenaga. Beberapa bangsa itik lokal yang sudah dikenal masyarakat dan mempunyai ciri tersendiri diberi nama sesuai daerah asalnya seperti itik Mojosari, Alabio, Tegal, Cirebon dan Magelang. Di daerah Banten, salah satu jenis itik lokal yang cukup dikenal dan banyak diusahakan masyarakat sebagai petelur adalah itik Damiaking. Warna bulu itik jenis ini seperti jerami padi kering, warna kaki dan paruh hitam, sedangkan bobot badan betina dewasa berkisar antara 1,5 – 2,2 kg.

DESKRIPSI TEKNOLOGI

Pada usaha skala rumah tangga, kandang itik dibangun sistem pekarangan, yaitu kombinasi pemeliharaan sistem terkurung dan sistem lepas. Kandang dibuat dari bahan yang tersedia disekitar lokasi dan harganya murah serta memenuhi syarat : memberikan kenyamanan dan kesehatan ternak serta tidak menggangu peternak.
Budidaya dilakukan secara semi-intensif dengan skala kepemilikan 100 ekor (kisaran 50 – 150 ekor). Itik yang digunakan adalah stadia siap telur (grower) umur 4 – 5 bulan, sedangkan perbandingan betina dan jantan adalah 30 : 1.
Pakan berupa dedak halus, konsentrat dan keong mas atau dedak halus, konsentrat dan ikan rucah segar.
Pada daerah pedalaman, kombinasi pakan yang dianjurkan adalah dedak halus, konsentrat dan keong mas, sedangkan pada daerah dekat pantai/laut adalah dedak halus, konsentrat dan ikan rucah segar.
Di dekat kandang tersedia saluran air untuk membersihkan bulu dan mempertahankan suhu tubuh

KEUNGGULAN INOVASI

Usaha ternak itik skala rumah tangga dengan budidaya semi-intensif memiliki beberapa keunggulan, diantaranya : produktivitas telur lebih tinggi dibanding teknologi ekstensif yang biasa diterapkan peternak, produktivitas bulanan berkisar antara 41,5 – 76,1 % (rataan 54,6 %) atau setara dengan 160 – 165 butir/ekor/tahun, pemanfaatan keong mas (hama padi) sebagai pakan dapat diperoleh dari sawah serta membuka kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat. Selain itu, usaha tersebut juga merupakan salah satu upaya penanggulangan kemiskinan di pedesaan.

PENERAPAN INOVASI

Pemeliharaan itik skala rumah tangga dilakukan dengan dua metoda. Pada musim tanam padi dilakukan secara terkurung, dan pada musim panen diumbar pada lahan sawah.
Kandang dibuat berukuran 8 m x 7,5 m (luas 60 m2), dimana 1/3 bagian (8 m x 2,5 m) tertutup dan beratap untuk itik tidur dan bertelur, sedangkan 2/3 bagian lagi (8 m x 5 m) terbuka sebagai halaman untuk itik makan, minum dan bermain pada siang hari.
Lantai kandang berupa tanah yang diberi alas sekam atau jerami padi untuk menyerap air dan kotoran dengan ketebalan sekitar 5 cm.
Pada usaha skala rumah tangga dengan kepemilikan itik sebanyak 100 ekor dibutuhkan pakan dedak halus sebanyak 7,5 – 10,0 kg/hari, konsentrat 1,5 – 2,0 kg/hari dan keong mas 20 – 25 kg/hari (atau diganti dengan ikan rucah segar).
Pada musim tanam (pemeliharaan terkurung), pakan diberikan sebanyak 4 kali/hari yaitu berupa dedak halus dicampur konsentrat sebanyak 2 kali/hari (pukul 07.00 dan 17.00 WIB) dan keong mas sebanyak 2 kali/hari (pukul 11.00 dan 15.00 WIB), sedangkan pada musim panen pemberian pakan hanya diberikan 1 kali/hari yaitu berupa dedak halus (pukul 17.00 WIB).
»»  ...

Resep Handoko Jadi Jutawan Dengan Keterbatasan Modal

Keterbatasan modal bukan masalah bagi Andri Handoko. Ia membangun usaha pembuatan kaca hias bermodal kepercayaan. Dia menggunakan uang muka dari pelanggan sebagai modal pertamanya. Setelah setengah tahun mendalami ilmunya, Andri mampu membangun usaha dengan omzet Rp 300 juta per bulan.

Iseng. Ini adalah jawaban pertama yang diucapkan Andri Handoko ketika memutuskan terjun ke bisnis pembuatan kaca hias. Lelaki kelahiran Malang, Jawa Timur, 1980 ini sudah tertarik dengan usaha kaca untuk memperindah bangunan dan gedung saat masih duduk di bangku kuliah.

Persisnya, waktu itu, ia sedang menyelesaikan kuliah kerja lapangan di sebuah perusahaan arsitektur. Di sana, Andri mendapat tugas mencari kaca hias untuk dipasang di bangunan yang sedang dikerjakan. "Saya mencari di seluruh Malang namun tidak ada, makanya saya mencari ke Surabaya," kata lulusan Universitas Merdeka Malang jurusan Teknik Sipil ini.

Andri lalu pergi ke Kota Pahlawan untuk berburu kaca hias. Tapi ternyata manajemen perusahaan tempat dia memesan kaca hias kurang bagus, sehingga pengiriman pesanan molor dari jadwal. Selain itu, hasil pengerjaannya juga kurang rapi. Dari situ, muncul hasratnya mencoba berbisnis kaca hias.

Keinginannya ini betul-betul tak terbendung. Walau skripsinya belum beres, Andri mulai berkecimpung dalam usaha kaca hias. Pertama-tama, "Saya menjadi tenaga pemasar di sebuah perusahaan kecil kaca hias di Surabaya sambil menggali ilmunya," katanya.

Untuk itu, Andri memutuskan untuk mengambil cuti kuliah selama satu semester untuk berguru teknik pembuatan kaca hias. Ia tidak mau dibilang mencuri ilmu dari para perajin di perusahaan itu.

Itu sebabnya, Andri berkata jujur kepada pemilik perusahaan, bahwa dia bermaksud membuka usaha kaca hias. "Saya ngomong apa adanya dan dia mau, makanya sampai sekarang kami masih berhubungan baik," ujar Andri.

Apalagi, ia mengungkapkan, pemilik perusahaan memang sedang membutuhkan tenaga marketing handal untuk memasarkan produk-produknya. Kemurahan hati si pemilik perusahaan terbayar lunas. Andri banyak menjaring pelanggan baru. Buntutnya, pesanan pembuatan kaca hias yang masuk mengalir deras.

Setelah hampir enam bulan bekerja sebagai tenaga pemasaran di perusahaan tersebut, pada 1999, Andri memutuskan untuk mulai membuka usaha kaca hias sendiri dengan bendera Bintang Fajar Mandiri.

Saat memulai bisnis ini, ia hanya bermodalkan kepercayaan saya. "Saya tidak punya modal sama sekali. Uang muka pelanggan yang memesan kaca hias saya pakai sebagai modal pertama," kenangnya.

Ketika itu, Andri banyak mengerjakan permintaan kaca hias dengan nilai antara Rp 20 juta sampai Rp 50 juta. Tentu saja, uang muka yang ia dapat dari order tersebut cukup untuk modal awal.

Namun, usahanya bukan tanpa kendala sama sekali. Di awal-awal membuka usaha, Andri sangat kesulitan mencari perajin kaca hias yang handal. Terlebih, ia tidak sekadar mencari perajin yang bisa membuat kaca hias, melainkan juga tenaga profesional yang dapat membikin kaca hias dengan rapi dan mempunyai tanggung jawab lebih ke pekerjaannya. Maklumlah, "Membuat kaca hias adalah pekerjaan seni," tegasnya.

Oleh karena itu, Andri banyak menyerahkan pesanan pembuatan kaca hias ke perajin lain sampai ia mendapatkan perajin sendiri yang sesuai kriterianya.

Setelah berjalan beberapa lama, akhirnya Andri memutuskan mengambil perajin dari perusahaan kaca hias lain yang sudah lama berdiri. Ia tidak segan-segan menawarkan gaji tinggi kepada para perajin yang dia ajak bergabung.

Dengan kerja keras, usaha kaca hias Andri yang terletak di Malang pun berkembang. Saat ini, Bintang Fajar Mandiri bahkan sudah mempunyai cabang di Jalan Kaliurang, Yogyakarta.

Omzet per bulan yang mampu diraup Andri berkisar antara Rp 100 juta sampai
Rp 200 juta. "Kadang-kadang sampai Rp 300 juta, namun jarang," ungkapnya.

Sekarang, Bintang Fajar Mandiri memiliki 25 karyawan, mulai dari tenaga pemasaran hingga tenaga produksi. Untuk menambah pemasukan, Andri tidak hanya memproduksi kaca hias, tetapi juga kaca template dan grafir.
»»  ...

Peluang Bisnis Budidaya Vanili Tembus Pasar Internasional

Vanili adalah penyedap rasa termahal kedua di dunia. Saking mahalnya, sebutan lain vanili adalah emas hijau. Harganya mahal karena budidaya dan proses pasca panen lebih rumit dibandingkan tanaman lain. Setelah sempat booming, kini banyak petani meninggalkan vanili karena harganya jatuh.

Belakangan ini, petani kebun di Indonesia banyak yang meninggalkan budidaya vanili. Padahal, di pasar internasional, harga komoditas ini masih lumayan tinggi. Mari kita tengok patokan harga dari perusahaan penjual vanili dari Amerika Serikat, Amadeus Vanilla Beans. Perusahaan yang menjual vanili dari berbagai negara ini mematok harga vanili asal Indonesia sebesar US$ 38,99 per pon. Jumlahnya setara dengan Rp 363.607 per pon atau Rp 797.735 per kilogram (kg).

Tentu saja, ini adalah harga vanili kualitas baik. Sementara penentu kualitas vanili ada beberapa faktor. Misalnya, faktor bibit vanili, teknik budidaya, dan teknik pengolahan pasca panen. Nur Aziz, pemilik Zahra Agro di Purworejo, Jawa Tengah, mengatakan, harga vanili Indonesia jatuh karena pengolahan pasca panen yang salah. "Tidak ada yang mengarahkan cara pengolahan pasca panen yang benar," kata dia.

Mestinya, dengan pengolahan yang benar, harga jual vanili bisa lebih tinggi. Tengok saja hasil dari perkebunan Villa Domba di Bandung, Jawa Barat, yang sudah 10 tahun melakukan budidaya vanili. Mereka menjual 95% produk vanili keringnya ke pasar ekspor, dan bisa mendapat harga yang baik karena pengolahan pasca panen yang pas.

Misalnya, untuk vanili paling kecil dengan panjang antara 15-17 sentimeter (cm), harganya minimal US$ 50 per kg. Adapun harga vanili paling besar dengan ukuran lebih dari 20 cm mencapai US$ 100 per kg. "Salah satu penyebab kehancuran vanili Indonesia karena kualitasnya tidak seragam," kata Agus Ramada Setiadi, pemilik Villa Domba.

Akibat harga jual yang hancur, para petani rakyat pesimistis membudidayakan tanaman ini. "Saya ingin petani bisa merasakan bahwa vanili ini masih punya aji, tapi sulit sekali," ujar Aziz. Apalagi, pernah terjadi, ada orang yang membeli vanili petani rakyat ini dengan harga sangat rendah. Akhirnya penduduk di sekitar Zahra Agro memangkas habis tanaman vanili mereka atau tidak menyilangkannya sehingga tidak berbuah.

Ternyata, Agus pernah mengalami kejadian serupa. Dia pernah menemui petani yang menjual vanili basah ke bandar dengan harga hanya Rp 2.000 hingga Rp 5.000 per kg. "Kami sendiri membeli vanili basah Rp 30.000 sampai Rp 50.000 per kg. Jadi harga kami lebih baik hingga 10 kali lipat," kata dia.

Informasi tentang harga yang aduhai ini belum banyak menyebar ke telinga para petani. Sehingga, masih banyak yang enggan membudidayakan vanili. Villa Domba bisa memproduksi 1-1,5 ton vanili kering setiap panen. Jadi, total penjualan antara US$ 50.000-US$ 75.000 untuk vanili berukuran kecil.

Produksi ini berasal dari lahan sendiri dan produksi dari para petani plasma dan kemitraan Villa Domba. "Kami masih kekurangan pasokan untuk memenuhi permintaan ekspor hingga dua ton lagi," kata Agus.

Butuh perhatian ekstra

Indonesia pernah menjadi produsen vanili terbesar di dunia tahun 2007. Namun, harga yang tak pasti dan kualitas vanili yang tak seragam membuat posisi itu kini tergeser. Budidaya vanili memang sulit. Tanaman yang sensitif ini butuh penanganan ekstra dan campur tangan manusia.

Data Food & Agriculture Organization (FAO) tahun 2007 menunjukkan, Indonesia adalah produsen vanili terbesar dunia. Total produksinya mencapai 3.700 ton. Madagaskar menjadi produsen terbesar kedua dengan total produksi 2.800 ton.

Namun, produksi Indonesia terus menurun dan kini negara di benua Afrika itulah yang jadi produsen vanili terbesar di dunia.

Apa penyebabnya? Kualitas vanili Indonesia tidak seragam karena proses pengeringan yang jelek. Sebaliknya, vanili Madagaskar memiliki kualitas yang lebih seragam. Sebagai pembanding, kini harga vanili premium yang berasal dari Madagaskar di Amadeus Vanilla Beans US$ 59,99 per pon. Sedangkan harga vanili Indonesia US$ 38,99 per pon.

Memang, budidaya vanili sulit. Vanili adalah tanaman yang sensitif dan perlu penanganan ekstra. Terlebih, tanaman ini butuh bantuan manusia untuk melakukan pembuahan. Di negeri asalnya, Meksiko, tanaman ini bisa melakukan pembuahan tanpa bantuan manusia. Maklum di sana , ada serangga Melipona yang membantu penyerbukan bunga vanili.

Vanili merupakan tanaman sejenis anggrek. Bedanya, anggrek hanya memiliki akar lekat sedangkan vanili berakar tanah. Ada tiga varian vanili yang menjadi andalan petani untuk dibudidayakan dan mengambil buahnya. Ketiga varietas vanili ini adalah planifolia, pompona, dan black tahiti. Petani Indonesia dan Madagaskar lebih banyak membudidayakan varietas vanili planifolia.

Sebelum mulai menanam vanili, petani harus memperhatikan lingkungan tempat budidaya. Vanili, yang habitat aslinya di hutan ini, hanya butuh 50% - 55% sinar matahari. Lebih dari itu, daun vanili akan menguning dan tentu saja berpengaruh pada hasil panennya.

Penyesuaian lingkungan bisa dilakukan dengan menanam pohon peneduh, enam bulan sebelum penanaman vanili. Petani dapat menanam pohon gala atau kaliandra. Di Malaysia, petani vanili membangun tiang beton dan memberi jaring di bagian atas agar tanaman vanili diteduhi.

Langkah berikutnya, mengolah tanah tempat penanaman vanili yang membutuhkan tanah lempung dan humus untuk tumbuh subur. Demi menunjang pertumbuhan, tanah perlu digamburkan dan dipupuk dulu. Tahun pertama merupakan masa kritis vanili. Petani harus memperhatikan perambatan tanaman. Agar lebih baik, petani bisa memasang media perambatan vanili. Selain itu, petani harus menyingkirkan bekicot yang suka memakan vanili.

Pemupukan rutin berlangsung dua kali per tahun. "Satu tanaman vanili butuh lima kilogram (kg) pupuk," kata Agus Rambada Setiadi, pemilik perkebunan vanili Villa Domba di Bandung. Dalam satu hektare lahan, dia mengatakan, ada 3.000 tanaman vanili. Jadi, dalam setahun perlu pupuk kandang hingga 30 ton. Dengan asumsi harga pupuk kandang Rp 1.000 per kg, ongkos pupuk dalam setahun Rp 30 juta. "Pemupukan ini merupakan biaya terbesar dalam menanam vanili," katanya.

Sekilas tentang tanaman vanili

Vanili (Vanilla planifolia) adalah tanaman penghasil bubuk vanili yang biasa dijadikan pengharum makanan. Bubuk ini dihasilkan dari buahnya yang berbentuk polong. Tanaman vanili dikenal pertama kali oleh orang-orang Indian di Meksiko, Negara asal tanaman tersebut. Nama daerah dari vanili adalah panili atau perneli.

Morfologi Vanili

Batang tanaman vanili kira-kira sebesar jari, berwarna hijau, agak lunak, beruas dan berbuku. Panjang rata-rata 15 cm. Tumbuhan melekat pada pohon atau tonggak yang telah disediakan.

Daun vanili merupakan daun tunggal. Letaknya berselang-seling pada masing-masing buku. Warnanya hijau terang, dengan kepanjangan 10-25 cm serta lebar 5-7 cm. Bentuk daun pipih, berdaging, bulat telur, jorong atau lanset dengan ujung lancip. Tulang daun sejajar, tampak setelah daun tersebut tua atau mengering, sedangkan pada waktu daun masih muda tidak jelas kelihatan.

Rangkaian bunga vanili adalah bunga tandan yang terdiri dari 15-20 bunga. Bunga keluar dari ketiak daun bagian pucuk batang. Bentuk bunganya duduk, berwarna hijau-biru agak pucat, panjang 4-8 cm dan berbau agak harum.

Bunga vanili terdiri dari 6 daun bunga (3 sepal, 3 petal) yang terletak dalam dua lingkaran. Daun bunga bagian luar (sepal) sedikit lebih besar daripada bagian dalam petal. Satu dari petalnya berubah bentuk, menggulung seperti corong yang disebut BIBIR (ROSTELUM).

Reproduksi

Di Meksiko tanaman vanili dapat berbuah karena ada serangga yang membantu penyerbukannya.

Putik pada bunga vanili tertutup oleh bibir, sehingga penyerbukan secara alamiah terhalang, kepala sari (anther) berisi dua butir tepung sari, letaknya lebih tinggi daripada kepala putik. Keistimewaan dari bunga vinili yaitu kepala putiknya berisi cairan perekat. Bila tepung sari diletakkan disana akan segera menempel dan terjadilahpembuahan.

Bunga vanili yang telah mekar hanya dapat bertahan satu hari. Jika bunga yang telah mekar itu tidak segera dikawinkan, akan layu dan kemudian rontok. Oleh sebab itu harus sering keliling kebun untuk mengontrol perkembangan vanili.

Saat yang baik untuk mengawinkan bunga vanili adalah pada pagi hari. Hari-hari basah dan kering sekali tidak baik untuk penyerbukan. Berhasil atau tidaknya penyerbukan akan tampak setelah dua atau tiga hari. Bunga yang berhasil diserbuki akan berubah warnanya menjadi lebih pucat. Enam buah daun bunganya akan layu tetapi tangkai bunganya tetap menempel pada tandan bunga. Bunga yang tidak berhasil diserbuki akan gugur. Setelah terjadi pembuahan antara 10-15 buah, bunga pada tandan yang masih kuncup sebaiknya dipangkas, agar zat makanan yang dihisap oleh tanaman diakumulasikan pada pembentukan dan pembesaran buah.

Pada waktu bunga mekar, panjang bakal buah 2-4 cm dengan garis tengah 5 mm. Satu minggu setelah penyerbukan bakal buah itu dapat mencapai panjang 8-10 cm. Lima minggu kemudian buah telah mencapai panjang maksimal 20-25 cm, dengan garis tengah 1,5 cm. Setelah buah mencapai perkembangan yang maksimal, lima atau enam bulan kemudian buah akan masak.

Warna buah mula-mula hijau muda, kemudian hijau tua disertai dengan garis-garis kuning menjelang masak. Buah yang telah masak berwarna coklat tua. Jika dibiarkan masak di pohon, buah akan pecah menjadi dua bagian, dan menyebarkan aroma vanili.Biji buah kecil-kecil, banyak sekali jumlahnya, berwarna hitam dan berukuran kira-kira 0,2 mm.
»»  ...

Bisnis Tak Harus Dengan Gelontoran Uang Banyak

Modal bisnis memang tak selalu identik dengan fresh money. Ide dan pengalaman panjang, nyatanya bisa juga melahirkan unit bisnis baru. Termasuk di dalam menggarap lahan satelit sekali pun?

Sekelumit perjalanan PT Indotelsat (Indonesia Telekomunikasi Satelit) yang baru berdiri setahun lalu mematahkan anggapan bahwa bisnis harus di-set-up dengan rencana matang dan gelontoran uang dalam jumlah besar. Indotelsat terlahir justru menonjol karena semangat dan nilai-nilai kejujuran di dalam membangun hubungan berdasarkan asas kepercayaan.

Adalah peran Anto Sutikno, Presiden Direktur Indotelsat, yang merintis dan meletakkan pondasi bisnis dengan melibatkan teknologi satelit yang kini menyasar segmen UKM di dalam memenuhi solusi akan kebutuhan koneksi komunikasi maupun transfer data. Kepada Majalah HC, ia mengisahkan perjalanan hidupnya.

Status Anto setahun lalu masih menjadi pegawai di salah satu perusahaan telekomunikasi ternama di Indonesia. Hampir lebih dari 15 tahun hidupnya ia tekuni dengan menjalani profesi sebagai pemasar alat-alat telekomunikasi. Di dunianya di seputaran industri telekomunikasi sedikit banyak memang telah membuka mata Anto bahwa peluang yang terpampang di hadapannya terbentang luas.

"Hampir 8 bulan saya mengalami perang batin untuk terus menjadi karyawan atau harus keluar dan merintis usaha sendiri. Saya sebenarnya mempunyai cita-cita dari awal suatu saat nanti saya harus mempunyai bisnis sendiri yang skala besar kecilnya, ya saya sendiri yang menentukan," tutur Anto lagi.

Entah dorongan apa sejatinya yang ada di dalam hatinya, Anto akhirnya resign dari kantor. Namun, karena alasan pengunduran dirinya berdasarkan kemauan sendiri, Anto mengaku tidak mendapatkan kompensasi dari tempat ia mengabdi selama ini. "Malah jujur kalau berdasarkan hitung-hitungan matematika, saya dan keluarga hanya bisa bertahan selama 2 bulan saja dari uang tabungan yang ada." Tidak peduli dibilang konyol, Anto ternyata lebih menuruti kata hatinya untuk segera menjadi manusia bebas.

Di awal-awal resign, Anto memang seolah merasakan beban berat yang selama ini berada di pundaknya seolah terbang. Namun keadaan ini tidak berlangsung lama. Ia pun segera tersadar dengan posisinya serta kenyataan hidup seperti apa yang ada di depannya. Sejenak ia mengalami apa yang disebut blank-spot dalam hidupnya, dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya. "Tapi saya mempunyai keyakinan yang kuat, masak sih saya ini yang punya pengalaman panjang dan punya jaringan teman-teman yang banyak harus hidup kelaparan."

Beruntung ia dipertemukan dengan teman-teman seperjuangan itu pun mempertaruhkan uang sisa tabungannya untuk mengikuti kelas mentoring bisnis. Semangat hidup Anto yang sempat redup dengan motivasi di titik terendah, tiba-tiba kembali melejit dan menyala terangbenderang. "Saya baru terbuka bahwa bisnis itu tidak rumit seperti yang dibayangkan. Asal ada kemauan kuat, Insya Allah kita akan dibimbing menemukan jalan keluarnya."

Momen penting inilah yang menjadi titik balik Anto melangkah tegap menjalani hari-hari berikutnya. Ia hubungi kembali teman-teman lamanya dengan niatan silaturahmi dan dari langkah kecil inilah, Anto merasa seolah pintu telah dibukakan untuknya. Misalnya suatu hari, Anto diminta untuk menyediakan salah satu alat telekomunikasi oleh temannya yang bekerja di anak perusahaan Telkom.

Tak banyak berpikir, Anto pun mencari barang dimaksud ke supplier yang juga teman lamanya. Hanya sesimpel itu, Anto mengawali order pertamanya dengan tidak memikirkan sedikitpun berapa banyak untung yang akan didapatkan.

Dari order pertamanya ini, ia mengaku hanya mendapat marjin sekitar Rp 38.000. Namun ia terus bersyukur dengan rejeki yang telah diberikan kepadanya dan terus menata hati untuk gampang menerima segala sesuatu dengan cara pandang positif. "Saya hanya menerapkan kejujuran dan menjaga amanah orang lain melalui kepercayaan dan inilah modal terbesar saya," imbuhnya.

Ibarat kata sudah berhasil dengan pecah telor pertama, maka order kedua, ketiga, keempat dan seterusnya lancar bagai air mengalir. Ia kerap diminta kolega-koleganya untuk memenuhi barang ini-itu dan karena track recordnya yang baik serta layanan kepada pelanggan dengan sepenuh hati, telah mengubahnya menjadi daya ungkit tersendiri. Pesanan - pesanan selanjutnya yang diterima Anto, ternyata lebih banyak datang dari sistem pemasaran tradisional, dari mulut ke mulut.

Sekali lagi dengan kepercayaannya inilah, yang mengantarkan Anto belakangan harus bolak-balik terbang ke negara-negara tetangga, mulai dari Singapura, Thailand dan Korea Selatan. "Belum lama ini saya baru pulang dari Seoul untuk diajak sebagai mitra. Perusahaan saya nantinya akan menjadi pemasar tunggal produk-produk mitra dari Korea Selatan ini untuk dipasarkan di Indonesia," ujarnya.

Tentang jenis usahanya sendiri, Anto menjelaskan dengan sederhana bahwa perusahaannya menawarkan solusi telekomunikasi berbasis teknologi satelit. Ia kini rajin menawarkan teknologi terbarukan dari satelit yang kini banyak digunakan di negara - negara maju melalui KU-Band. "Ini merupakan salah satu frekuensi kerja dari satelit yang jauh lebih tinggi dan powerfull ketimbang C-Band," jelasnya tentang salah satu produk usahanya.

Anto lantas membandingkan, C-Band ini mempunyai rentang bandwith 6 GHz untuk transmisi dan 4 GHz untuk receive. Di level ini, user harus menggunakan antena berdiameter 1,8 meter dengan output akses di kisaran 256 kbps (kilo byte per second). Sedangkan kalau menggunakan KUBank, bandwithnya di posisi 14 GHz transmisi dan 10 GHZ receive, padahal antena yang digunakan cukup dengan diameter 0,89 sampai 1,2 meter. Keluaran akses KU-Band lebih besar spesifikasinya yang bisa menyentuh kapasitas 2 MB untuk pengiriman data dan di sisi lain bisa mengunduh data berkapasitas 4 MB.

"Ini artinya semakin tinggi frekuensi yang dipakai maka semakin kecil antena yang digunakan sehingga dari sisi investasi akan semakin murah. Untuk ukuran pelaku UKM hal ini akan bisa menekan harga pokok produksi sehingga pada akhirnya akan menjadi faktor penentu biaya yang lebih kompetitif," urai Anto sambil menambahkan KU-Band cocok untuk solusi internet, voice, streaming dan belakangan industri perbankan juga mulai memanfaatkan untuk kebutuhan ATM-mobile.
»»  ...

Budidaya Belimbing Beromzet Ratusan Juta Tiap Panen

Dalam setahun, Suhaemi (41) petani Belimbing di Sawangan, Bogor, bisa panen 3 kali. Melalui Koperasi Belimbing ia memasarkan produknya ke hypermarket Carrefour, toko buah Total, clan beberapa outlet di Bandung dan Yogyakarta.

Dalam sekali panen ia bisa mengantongi Rp 100 juta dari 200 pohon belimbing di lahan 9.000 m2 miliknya. Satu pohon menghasilkan 50 kg (sekitar 500 buah belimbing). Harga jualnya Rp 1.000/buah. Dengan perhitungan Rp 400 modal dan Rp 600 keuntungan perbuah. Melihat angka nominal sebesar itu, hasil penjualan belimbing cukup menggiurkan.

Untuk menghasilkan belimbing dewa dengan ukuran layak jual, tidaklah mudah. Suhaemi bahkan harus berkeliling dari Garut, Sleman dan Malang menimba ilmu cara menanam dan merawat tanaman buah yang baik. Meskipun varietasnya berbeda di masing-masing daerah, masalah sistem irigasi, cara pemberantasan hama, atau pengolahan tanah hampir sama. Pengetahuannya itulah yang kemudian ia terapkan dalam budidaya belimbing dan ternyata itu berhasil. "Pendapatan itu sepadan dengan perawatan buah ini dari awal sampai panen," ucap Suhaemi.

Panen tergantung pesanan

Berbeda dengan kebanyakan buah konsumsi, belimbing tidak mengenal musim. Setiap saat bisa berbuah. "Kuncinya adalah pasokan air. Apalagi 80 persen daging buah belimbing mengandung air. Kalau air cukup pohon akan terus berbuah." ucap Suhaemi yang memulai budidaya belimbing sejak tahun 1989.

Tak ada resep khusus dalam budidaya belimbing. Sebelum menanam, tanah diolah terlebih dulu. Jarak tanam antar pohon sekitar 7m. "Bibit ditanam dengan lebar lubang 1m dan kedalaman 70cm," ucap Suhaemi. Tanah kemudian diberi pupuk kandang dan sedikit NPK mutiara. Pupuk kandang ini, membuat buah belimbing terasa manis. Umur 2 tahun, belimbing sudah mengeluarkan buah sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Namun untuk menghasilkan buah 50 kg per pohon, biasanya lebih dari 5 tahun.

Agar belimbing cepat berbunga, batang pohonnya disemprot dengan perangsang buah. "Batang pohon juga harus dibersihkan ranting yang tidak produktif . Karena buah yang menempel di batang butuh penyinaran matahari paling tidak 7 jam, agar cepat pembungaan," terang Suhaemi. Setelah berbunga dalam rentang waktu 3 mingu -1 bulan, sudah muncul buah belimbing kecil. Satu bulan kemudian buah sudah bisa dibungkus dengan mulsa. Agar belimbing yang dihasilkan lebih berkualitas, baik rasa maupun besarannya, dilakukan penjaringan. Jumlahnya juga dibatasi. Satu pohon biasanya hanya 500 buah.

Buah belimbing bisa dipanen setelah umur 35-40 hari (indeks 3-4); umur 45-50 hari (indeks 4-5) dihitung dari masa pembungkusan. "Memanennya tinggal mengikuti konsumen saja. Seperti toko buah di Bandung ingin yang masih hijau (indeks 3-4) sedangkan Carrefour maunya yang sudah berwarna kuning (indeks 4-5)," ucap Suhaemi lagi. Total dari masa pembungaan sampai panen, memakan waktu sampai 3,5 bulan.

Tambah modal

Untuk mengembangkan usahanya, tahun 2007 Suhaemi meminjam dana PKBL dari Bank Mandiri, Rp 20 juta . "Sekarang saya sudah memasuki tahun ke 3, dan hampir lunas," ucapnya tersenyum. Dana tersebut untuk mengembangkan lahan dan menambah produktivitas belimbing. Sisanya ia gunakan bertanam jambu biji merah dan bangkok putih. la bersyukur selama ini tidak pernah telat membayar cicilan.

Proses peminjamannya relatif mudah. "Tidak sampai sebulan, dana keluar dan saya tidak menggunakan agunan pribadi," jelasnya. Yang dijadikan agunan adalah koperasi, tempat Suhaemi menjadi anggota. Awalnya, Suhaemi mengajukan lewat Koperasi Usaha Bersama, belakangan karena Koperasi Belimbing sudah terbentuk, ia memindahkan urusan administrasinya ke Koperasi Belimbing. Setiap bulan ia membayar Rp 660.000, sudah termasuk bunga cicilan yang 6 persen per tahun dan iuran wajib koperasi.

Kedepan Suhaemi optimis, usaha belimbingnya masih tetap berjalan dengan lancar. Apalagi buah ini sudah sebagai ikon kota Depok. Lantaran koperasi tempatnya bernaung sudah mempunyai partner pemasaran, Suhaemi tidak menjual buah belimbingnya ke tempat lain, hanya ke koperasi saja. Meski harganya tidak setinggi kalau dijual di tempat lain, lewat koperasi permintaan selalu stabil.

ANALISIS USAHA

Biaya

Bibit. tanam dan perawatan 1 buah belimbing sampai bisa dipetik menghabiskan biaya Rp 400 (Termasuk bibit. olah lahan. pemupukan, karyawan, transportasi, Pemerantasan hama. dan lain-lain) Terdapat 200 pohon, dimana 1 pohon terdapat 500 buah belimbing. 200 x 500 x Rp 400 = Rp 40 juta

Hasil usaha

Harga jual 1 buah belimbing panen Rp 1.000 Untuk 200 pohon, dengan setiap pohon terdapat 500 buah. 200 x 500 x Rp 1.000 = Rp 100 juta

Keuntungan

Hasil Usaha - Biaya Rp 100 juta - Rp 40 juta = Rp 60 juta

Catatan: Hasit keuntungan tersebut didapat bila usaha berjalan normal. Namun pendapatkan akan menurun bila ada kendala seperti gangguan cuaca dan lainnya.

Lepas dari keberhasilan Suhaemi membudidayakan belimbing, setiap usaha pasti mempunyai faktor-faktor pendukung maupun faktor-faktor yang melemahkan/kendala. Demikian juga dengan usaha budidaya belimbing, kendala utama yang sering muncul dalam budidaya ini adalah lalat buah. Untuk mengatasinya biasanya dengan pembrongsongan yaitu bakal buah belimbing yang berumur 1 bulan setelah berbuah dibungkus menggunakan plastik mulsa hitam perak dengan ukuran 25 x 20 cm. Tidak perlu semua bakal buah (pentil) dibungkus, pilihlah yang bagus yaitu yang tangkainya terlihat besar dan kokoh, buahnya tidak keriput, pinggir bintangnya pun tebal (tidak tipis). Dengan demikian pemakaian mulsa dapat dihemat. Pada umumnya pentil yang kurang bagus kualitasnya digugurkan supaya nutrisi tanaman terfokus pada buah-buah yang bagus sehingga pertumbuhan tiap buahnya maksimal.

Kendala lain yang sering terjadi pada budidaya belimbing adalah kerontokan bunga dan buah. Hal ini disebabkan kekurangan unsur hara (makanan dari pupuk). Kerontokan juga bisa disebabkan oleh faktor alam seperti hujan lebat. Salah satu tips untuk mengatasinya adalah memperkuat bunga dan buah, dapat dilakukan dengan memberikan Gandasil B sejumlah 1g/liter air atau larutan NPK dengan dosis 1 g/liter air dengan cara disemprotkan ke tajuk tanaman. Penyemprotan dapat dilakuakan dengan 2 cara yaitu: setiap 2 kali /minggu selama perawatan (4 bulanan) atau diberikan setelah panen (4 bulan sekali). Pada umumnya cara kedua lebih ekonomis sehingga banyak diterapkan. Di samping itu pembrongsongan yang dilakukan untuk mencegah lalat buah juga dapat membantu melindungi buah dari terpaan air dan angin pada saat hujan lebat.
»»  ...

Bakso Ber-Omzet Miliyaran Rupiah!

Bisnis kuliner tampaknya menjadi salah satu pilihan untuk menanamkan investasi. Pasalnya, selain terbilang tahan krisis, bisnis kuliner juga tidak mengenal musiman.

Anggara Kasih Nugraha Jati, pemilik bisnis bakso kepala sapi, memulai usahanya sejak 2006 lalu. Anggara berkisah, saat itu dirinya memang harus merogoh kocek cukup dalam sekitar Rp 50 juta untuk merintis usahanya ini. Namun, kerja kerasnya berbuah manis dan akhirnya dia bisa meraup omzet miliaran rupiah. Tahun 2010, usahanya yang memiliki brand "Bakso Kepala Sapi" ini beromzet Rp 2,1 miliar.

Sebelum mendirikan usaha ini, Anggara yang waktu itu masih mahasiswa memiliki bisnis yang seabrek, mulai dari menjual pernak-pernik hingga kartu kredit. Semua bisnisnya ini dilakukan untuk mengumpulkan pundi-pundi uang demi investasi untuk bisnis baru.

Benar saja, uang hasil kerja keras dari bisnisnya itu dia investasikan untuk membuka kedai bakso di Kebon Pedes, Bogor. Modal awalnya habis untuk membeli bahan keperluan kedai. "Modalnya hanya saya gunakan untuk keperluan dapur. Kalau gedungnya kan sudah ada, milik keluarga," kata Anggara, saat ditemui di sela-sela Expo Wirausaha Mandiri, Jakarta.

Akhirnya, bisnis bakso Anggara berkembang dengan pesat. Produknya kini telah dipasarkan di Sumatera dan Jawa.

Anggara juga memiliki beberapa merek dagang untuk usaha baksonya. Salah satunya adalah "Warung Bakso" yang dipasarkan dengan pola kemitraan.
»»  ...

Prospek Besar Bisnis Rempah, Omzet Hingga Rp500 Juta/ bln!

Pasar bumbu dan rempah-rempah ternyata masih memiliki peluang besar. Lihat saja PT Dwipa Jawa Spices, eksportir bumbu dan rempah-rempah ini sudah mecobanya.

Chief Executif Officer Dwipa Jawa Spices John S Tumiwa, mengaku pertama kali berlabuh dalam pameran domestik ternyata menjadikan prospek pasar ekspor yang sempat melempem akibat krisis 1998, bangkit lagi dengan kekuatan ganda.

Setidaknya itu yang dialami John, sejak berdiri tahun 2004, perusahaan trading bumbu dan rempah-rempah dengan merek Java Spices ini memiliki pangsa di Amerika dan Eropa.

"Terus terang saya tidak begitu percaya dengan pasar dalam negeri. Apalagi pameran internasional. Saya pikir tak ada pembeli di sana," akunya pesimistis.

Tetapi penundaan kontrak ekspornya di dua benua adidaya, AS, Inggris, dan Prancis membuatnya putar haluan. Mandeknya ekspor ke luar berarti ancaman bagi 3.500 petani organik binaannya di Sukabumi dan Minahasa Tenggara. John ikut pameran dalam negeri agar ada kesempatan menjaring pasar baru bagi produk yang ia beri nama Java Spices.

Pertama kali ikut pameran Trade Expo Indonesia, John terkaget-kaget. Betapa tidak, dia menjaring konsumen yang sangat besar. Pengusaha dalam negeri dari pedagang besar dan supermarket besar dalam negeri mengagumi produknya yang unik. "Banyak yang menyambangi stan kami dan menjalin kerjasama dengan kami sejak hari pertama," urainya.

Supermarket besar seperti SOGO dan KemChik. Ada beberapa nama yang kini ia kantongi sebagai mitra. Pasar yang semuanya diekspor ke luar negeri kini 60 persennya dilempar ke pasar nasional. "Peluang dalam negeri masih sangat besar, ini kejutan yang sangat menyenangkan,".

Dari 3.500 petani binaan, sekitar 1.292 petani telah mendapat sertifikasi lembaga sertifikasi bahan organik dunia, Control Union, sementara sisanya sedang dalam proses untuk memperolehnya. Kapasitas produksi bulanan sekitar 3.500 ton per minggu dengan 40 jenis bumbu dan rempah-rempah asli Indonesia siap dipasarkan dengan kemasan cantik.

Jenis Bumbu dan rempah yang ia pasarkan antara lain cabe, merica, jahe, kayu manis hingga produk pesanan seperti mengkudu. Adanya permintaan ini, membuatnya mengintensifkan kapasitas produksinya di dua tempat itu.

Pria berkacamata ini optimistis mampu meraup kue pasar domestik yang baru ia cicipi. Resep jitunya pertama adalah tampilan menarik. "Kesan pertama orang terhadap produk kami sangat cantik, bahkan Ibu Menteri Perdagangan juga memuji," katanya.

Kedua, adanya persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Dulu, John bercerita, sangat sulit mengurusi izin dari Badan yang satu ini. Bahkan dirinya mesti menunggu selama satu tahun.

Tetapi dicekalnya produk-produk dari luar dan ajakan cinta produk Indonesia membawa berkah sendiri. "Pengurusan izin hanya 30 hari. Begitu kami punya ikon yang tercetak di produk, langsung mendapat sambutan dari pengusaha lokal karena itu jaminan usaha di Indonesia," katanya berseri-seri.

Kualitas menjadi andalan lainnya. Untuk memperoleh pengakuan lembaga mutu organik internasional dari Belanda, selama tiga tahun dirinya harus mengikuti proses penilaian air, tanah, lingkungan sekitar, pohon, buah sampai ke tempat prosesnya selama tiga tahun.

Berkah lain, pembeli dari pasar-pasar yang tak pernah ia duga sebelumnya mendatangi dengan minat tak kalah tinggi. Pembeli dari Eropa Timur, Afrika, dan Asia membuka matanya. Pembeli asal Rusia, Cina, Korea, Afrika, Bulgaria aktif bernegosiasi menjemput produknya untuk dijual di negara masing-masing.

Hingga hari ketiga, sudah ada tiga pembeli asing yang mengharap pasokan The Java Spices. Dengan mempertahankan kualitas, masa depan usahanya masih sangat cerah sebab menurutnya barang jualannya dibutuhkan setiap hari sehingga kontraknya bakal berlanjut dalam jangka lama.

"Nilainya memang belum final, tetapi ini menjadi angin segar bagi usaha saya, di tengah krisis global ternyata saya mendapat pasaran yang sangat empuk," katanya.

Bosan menjadi penjual mobil, Tommy Sutomo bertekad membuka bisnis sendiri. Setelah beberapa kali gagal, akhirnya, ia mantap menggeluti bisnis komoditas. Kini, ia rutin memasok rempah-rempah ke berbagai perusahaan di dalam negeri.

Kesuksesan akan datang ketika orang berusaha keras dan pantang menyerah. Tommy Sutomo, pemilik PT Semesta Alam Petro, kenyang dengan pengalaman jatuh-bangun membangun bisnis. Namun, setiap kali gagal, ia berhasil bangkit. Kini, ia bisa menikmati buah dari semua usaha kerasnya itu.

Saat ini, Tommy yang merupakan sarjana sastra lulusan Universitas Diponegoro sudah sukses menjadi pemasok pelbagai produk rempah ke sejumlah perusahaan obat dan makanan minuman. PT Sido Muncul, Grup Orang Tua, dan Grup Mustika Ratu secara rutin membeli rempah dari Tommy. Ia juga mengekspor ke beberapa negara. Dengan jangkauan pasar seluas itu, omzet usahanya mencapai Rp 500 juta per bulan.

Untuk meraih sukses seperti sekarang, Tommy harus berjuang. Sejak kecil, sebagai anak keempat dari tujuh bersaudara, ia sudah terbiasa hidup prihatin. Maklum, gaji ayah ibunya sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Blora, Jawa Tengah, selalu habis untuk biaya sekolah anak-anak. Maka, orangtuanya bertekad menyekolahkan semua anaknya sampai meraih gelar sarjana.

Alhasil, Tommy kecil hidup serba pas-pasan. Ia dan saudaranya hanya memiliki sepasang seragam dan sepatu sekolah. Mereka terbiasa makan tiwul lantaran tak ada cukup duit buat membeli beras. Lauk-pauk yang paling istimewa adalah telur ceplok yang dibagi empat.

Meski tergolong anak nakal, Tommy kecil cukup pintar. Ia selalu meraih peringkat pertama saat di sekolah dasar. Ia juga mulus masuk ke SMP dan SMA. Selulus SMA, Tommy berhasil masuk universitas negeri lantaran prestasi belajarnya.

Nah, sembari kuliah di Semarang, pria yang baru saja berulangtahun pada 11 Maret lalu ini rajin mencari tambahan uang saku dengan berjualan gorengan. “Saya membeli sendiri tahu dan pisang ke pasar, membuat bumbu, dan jualan gorengan di dekat kampus,” kenang Tommy. Ia juga melayani order terjemahan ke bahasa Inggris dan membantu pembuatan skripsi.

Meski telah menjalani rupa-rupa kerja sejak kuliah, Tommy baru menggeluti pekerjaan sesungguhnya selepas lulus kuliah di 1990. Ia mendapat kesempatan bekerja sebagai tenaga penjual Grup Astra International. Targetnya adalah menjual mobil Daihatsu sebanyak-banyaknya. “Orang miskin dari kampung, kok, disuruh jualan mobil,” kenangnya sambil tergelak.


Bosan jadi pegawai

Toh, Tommy tak menyerah. Bahkan, ia berhasil menjaring pesanan 50 mobil dari institusi pemerintah. Berkat keuletannya, ia hanya butuh lima tahun untuk menjadi supervisor. Tak lama berselang, ia ditunjuk menjadi kepala cabang Astra International di Yogyakarta.

Bosan menjadi bawahan orang, setelah 12 tahun berjualan mobil, pada 2003, Tommy mengundurkan diri dan membuka usaha jual-beli mobil sendiri. Tapi, belum sempat mendapat untung, ia sudah tertipu dan kehilangan puluhan juta rupiah.

Tommy lantas beralih ke bisnis tanaman hias. Saat itu, anturium sedang booming. Dengan modal sekitar Rp 1 juta, ia membeli 1.000 anakan gelombang cinta. Ia lantas menjual tanaman itu seharga Rp 5.000 hingga Rp 50.000 per unit. Dari bisnis ini, ia untung besar.

Tommy pun memantapkan usahanya ke sektor agribisnis. Ia kepincut menggarap usaha jarak pagar untuk biodiesel. Tapi, lantaran belum berpengalaman, usahanya gagal dan ia merugi hingga Rp 400 juta. Ia terpaksa menjual rumahnya untuk menutupi kerugian.

Beruntung, sang kakak yang bekerja di Telkom menawari posisi staf pengajar di PT Telkom, Bandung. Ia mengajar para pensiunan dini Telkom mengelola uang dan menjadi pengusaha selama enam bulan.

Sambil mengajar, pada 2007, Tommy mulai berbisnis teh bunga rosela. Ia memodali petani di Semarang untuk menanam bunga ini dan menjualnya lewat internet. “Kualitas hasil panen saya lebih bagus dan permintaan ekspor terus bertambah,” ungkapnya.

Tapi, Tommy sempat merugi lagi saat berbisnis markisa. Lantaran mendapat pesanan dari pembeli di Amerika Serikat, ia menyiapkan lahan dan menanam markisa. Saat sudah dipanen dan siap dikirim, pembeli membatalkan kontrak. “Saya merugi Rp 200 juta,” ujarnya. Ia terpaksa mengirim sisa markisa yang belum busuk ke Makassar untuk dijadikan sirop.

Tommy lantas menanami lahan bekas markisa dengan jahe dan rempah-rempah untuk melayani pesanan dari Eropa dan industri dalam negeri. Total, per bulan, ia bisa menjual sekitar 1.000 ton. Selain dari kebun sendiri, ia juga memberdayakan para petani di Temanggung, Pekalongan, Blora, dan Yogyakarta. Total luas lahannya sekitar 700 hektare.

Kini, selain lahan khusus untuk jahe dan rempah-rempah, Tommy juga memiliki 6.000 meter persegi lahan ditanami kelapa. Hasilnya berupa kopra ia kirim ke Surabaya. Tiap bulan, ia bisa memasok hingga 20 ton kopra.

»»  ...

Tips Berjualan Efektif Lewat Facebook Dan Blog

Bisnis dan teknologi selalu berjalan beriringan. Dulu waktu internet pertama kali muncul, langsung e-commerce menggeliat. Situs web menjadi sarana memperkenalkan produk dan berpromosi. Ketiga blogging sedang tren, blog pun tak ketinggalan menjadi sarana baru berbisnis.

Suatu hal yang wajar. Karena bila digambarkan bisnis itu sendiri punya sifat ulet, pantang berhenti, dan adaptif. Artinya, setiap terjadi perubahan, otomatis bisnis ikut menyesuaikan diri.

Sedangkan, blog lahir untuk sarana ekspresi diri alias bersifat personal. Watak asli blogging ini penting dipahami bagi anda yang mau berbisnis lewat blog.

Lantas, bagaimana tips sukses menjual (apapun) lewat blog?

Joko Susilo, seorang penggiat bisnis online memaparkan sejumlah panduan agar seorang blogger sukses berjualan lewat blog mereka. Ulasan Joko bisa ditengok lebih mendalam di blog-nya.

1. Ajak ngobrol, bukan jualan
Anda tidak bisa dengan serta merta melakukan promosi terang-terangan lewat blog. Yang terbaik adalah jualan secara diam-diam. Buat mereka ketagihan dengan konten blog anda. "Ketika mereka suka, maka akan lebih mudah bagi anda menjual (apapun)," kata Joko dalam blognya. "Namun, jika anda langsung membombardir dengan promosi langsung, pengunjung bakal kabur."

2. Sering memposting yang menarik
Memposting secara rutin itu penting. Memposting hal menarik tak kalah penting. Blog disukai karena sering di-update. Kalau jarang, apa bedanya dengan situs web?

3. Tulis yang anda tahu dan sukai
Ini akan membuat anda lebih enjoy blogging. Joko memberi contoh postingan seorang blogger Lintang Fajar yang punya gaya sendiri saat bercerita. Sekalipun semata karena suka menulis, tanpa niat menjual, tapi tulisannya sungguh menjual. Tak menutup kemungkinan nantinya bisa dibukukan.

Menulis hal yang anda suka sangat baik. Sebab itu salah satu alasan kenapa kita blogging. "Saya yakin asal kita melakukannya secara tekun dan konsisten, orang tak akan ragu mengapresiasi tulisan anda," ujar Joko.

4. Tulisan bermanfaat dan inspiratif
Tulisan bermanfaat akan mengundang pembaca terpikat melirik blog anda, bahkan mereka akan menjadi ketagihan. Jika sudah begitu, apapun yang diperoleh berikutnya, hanyalah efek dari rasa suka mereka.

"Kuncinya pada konten. Begitu mereka sekali saja membaca dan suka, mereka akan berulang-ulang kembali ke blog anda."

Begitu juga dengan facebook. Jualan lewat facebook ternyata tidak sulit. Salah seorang blogger yang menetap di Bandung membuktikan itu. Dialah DickySukmana, manajer cabang Invictus Indonesia dan direktur kreatif PT Mega Cipta Media di Jakarta menyajikan pengalamannya berpromosi lewat facebook.

Dalam blognya, Dicky memaparkan pengalamannya saat mencoba jualan produk via facebook. Ia mencoba memasarkan t-shirt. Hasilnya, cukup lumayan. Hanya dalam tempo dua hari, sebanyak 78 potong t-shirt terjual. Padahal, upaya yang dilakukan tak sulit.

Ini membuktikan bahwa peran media sosial untuk pemasaran atau pengenalan merek sangat efektif. Namun, agar langkah berpromosi atau berjualan lewat facebook bisa sukses, Dicky berbagi tips facebook marketing bagi para pembaca di blognya.

Berikut ini sejumlah tips dari Dicky:

1. Personalisasikan profil anda di facebook. Ini menjadi ajang anda memperkenalkan diri, merek atau bisnis. Profil harus sesuai dengan jasa yang ditawarkan. Pendidikan dan prestasi yang telah dicapai akan menambah kepercayaan calon klien.

2. Banyak teman banyak rezeki. Relasi pembawa rezeki bukanlah mitos. Bergaul adalah syarat utama bagi marketer, termasuk di dunia maya. Menambah teman (add friend) sangat perlu untuk menambah relasi.

3. Bergabung dengan groups atau membuat groups sendiri. Ada puluhan ribu group di facebook, namun anda harus memilih group yang masih aktif dan sesuai dengan kebutuhan anda.

4. Menyiapkan cara penjualan. Itu bisa dilakukan melalui poster, video atau URL link ke sales page anda. Bisa juga menyebarkan lewat pesan atau status di facebook anda.
»»  ...

Budidaya Ikan Mas di Lahan Kritis Perkotaan

Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih ke samping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Negara Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.

Walaupun permintaan di tingkat pasaran lokal ikan mas dan ikan air tawar lainnya selalu mengalami pasang surut, namun dilihat dari jumlah hasil penjualan secara rata-rata selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Apabila pasaran lokal ikan mas mengalami kelesuan, maka akan sangat berpengaruh terhadap harga jual baik di tingkat petani maupun di tingkat grosir di pasar ikan. Selain itu penjualan benih ikan mas boleh dikatakan hampir tak ada masalah, prospeknya cukup baik. Selain adanya potensi pendukung dan faktor permintaan komoditi perikanan untuk pasaran lokal, maka sektor perikanan merupakan salah satu peluang usaha bisnis yang cerah.

Manfaat ikan mas antara lain ialah sebagai sumber penyediaan protein hewani atau sebagai ikan hias. Budidaya ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk, sungai air deras, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di perairan umum. Adapun sentra produksi ikan mas adalah: Ciamis, Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung, Cianjur, Purwakarta.

Faktor keberhasilan usaha dalam budidaya ikan mas antara lain:
1. Tersedia tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/ lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3. Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5. Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m3.
6. Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
7. Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C.

Faktor kritis pada keberhasilan usaha
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya kegagalan pada budidaya ikan mas, antara lain :
a. Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
b. Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
c. Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas kolam.
d. Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
e. Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
f. Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
g. Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.

Realisasi usaha
Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Kolam
Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.

a. Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.

b. Kolam pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai paralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.

c. Kolam pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas 25-500 m2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m2 per petak. Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan
dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.

2) Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.

Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan mas antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

3) Persiapan media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.

Untuk kolam seluas 70 meter persegi dengan kapasitas 1.000 ekor dan pemeliharaan selama tujuh bulan biaya produksinya sekitar Rp 2,6 juta.

Tak hanya masyarakat pedesaan, masyarakat di perkotaan pun bisa menghasilkan ikan dari hasil budidaya dengan menggunakan kolam terpal.

Kolam terpal yang digunakan itu tidak mengganggu lahan yang lain karena bukan hanya dilakukan pada lahan tertentu atau dengan kata lain lahan yang telah disiapkan dan jauh dari rumah, tapi melainkan kolam terpal ini bisa dibuat di halaman rumah atau bahkan di dalam rumah sekalipun. Kolam terpal tidak membutuhkan tempat yang luas seperti dilakukan petani tambak selama ini.

Lahan Sempit

Budi daya ikan dengan menggunakan kolam terpal sudah memudahkan masyarakat perkotaan karena tidak membutuhkan lahan yang luas. Asal mau, pekarangan rumah pun bisa dimanfaatkan tanpa mengganggu lingkungan sekelilingnya.

Artinya, lahan yang selama ini kurang bermanfaat bisa disulap menjadi penghasil rupiah. Dengan demikian, maka siapapun yang ingin mengembangkan usaha ini dapat mencobanya lantaran luas lahan dan biaya yang dibutuhkan tidak terlalu mahal.

Kolam terpal bisa menghasilkan uang pada rumah-rumah yang bertingkat tanpa mengganggu ruangan yang ada. Di samping itu, biayanya juga tergolong murah dan dapat diubah posisinya serta dapat dipindahkan sesuai keinginan pemiliknya.

Kolam terpal ini merupakan salah satu peluang yang baik bagi pengembangan budi daya ikan patin (Pangasius sp), ikan mas (Cyprinus carpio), ikan nila (Oreochromis niloticus), ikan lele (Clarias sp), dan ikan gurami (Osphronemus gouramy).

Jadi kolam terpal dapat diterapkan untuk pembenihan, pendederan, pembesaran hingga menghasilkan ikan konsumsi. Dengan adanya kolam terpal, budi daya tidak lagi terpusat pada lahan yang ideal, yang memungkinkan dibangun kolam dan mempunyai sumber air melimpah.

Sumber Air

Kolam terpal tidak menyusahkan bagi orang yang ingin mencoba membudidayakan ikan, karena sumber airnya tidak terbatas. Walaupun hanya air dari PAM sudah bisa melakukan usaha budi daya. Sehingga masyarakat khususnya yang berdomisili di perkotaan dapat melakukannya. Ini merupakan salah satu dari sisi kemudahan tentang penggunaan sumber air.

Kalau kita lihat di mana ikan patin merupakan salah satu jenis ikan yang dapat bertahan hidup pada perairan yang minim oksigen sehingga dapat dipelihara di kolam tadah hujan. Namun kolam tadah hujan ini merupakan teknologi budi daya ikan yang diterapkan di daerah sulit air, namun pembangunan kolam tadah hujan juga membutuhkan biaya yang besar.

Di samping itu, air pada kolam tadah hujan dapat hilang melalui penyerapan tanah di kolam dan penguapan. Kolam terpal merupakan solusi yang tepat karena biaya pembuatannya murah dan air di kolam ini hilang hanya melalui penguapan.

Bahkan kolam terpal ini dapat digunakan pada tanah yang porous atau tanah berpasir dan tidak baik atau tidak cocok untuk membangun kolam karena tidak mampu menahannya. Kolam terpal merupakan alternatif yang baik untuk digunakan dalam usaha budi daya ikan di masa depan.

Salah satu ikan yang bernilai ekonomis adalah ikan patin yang tergolong ikan yang unggul dan bisa mencapai ukuran besar (1,2 meter) dan pertumbuhannya cepat, bahkan respons terhadap pakan buatan serta dapat dibudidayakan di berbagai tipe perairan dan wadah budi daya. Pasalnya, ikan patin termasuk kelompok ikan catfish yang dapat hidup pada perairan dengan kandungan oksigen rendah.

Produksi Ikan Patin

Salah satu jenis ikan yang cukup digemari adalah ikan patin. Olehnya itu, penulis mengambil contoh ikan tersebut. Kalau produksi patin Vietnam telah melampaui angka 1 juta ton pada tahun 2007, sedangkan Indonesia baru mampu memproduksi 29.000 ton patin pada tahun yang sama. Patin Vietnam menguasai pasar Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Untuk melindungi industri budi daya patin di dalam negeri, pemerintah AS menerapkan bea masuk patin Vietnam sekitar 37-65 persen. Bila tidak, budi daya patin AS di Mississipi, Alabama, Lousiana, dan Arkansas akan tamat.

Vietnam mempunyai pabrik pengelola patin terbesar di dunia, yaitu Nam Vietnam Corporation (Navifishco) dan An Giang Fisheries Import Export Co (Agifish). Navifishco merupakan pabrik pengelola patin terbesar di Vietnam dan di dunia. Pada tahun 2006, Navifishco menghasilkan turnover sampai 1 miliar dolar dan menguasai pasar Eropa, bahkan kini merambah Rusia. (Ghufran, 2010).

Olehnya itu, patin merupakan ikan penting di dunia karena dagingnya tergolong enak, lezat dan gurih. Di samping itu patin juga mengandung protein yang tinggi dan kolestrol yang rendah. Patin mengandung protein 68,6 persen, lemak 5,8 persen, abu 3,5 persen, dan air 59,3 persen. Irisan daging patin menjadi menarik bagi konsumen karena berukuran besar dan dagingnya berwarna putih.

Dengan demikian, maka beberapa ikan bernilai ekonomis dapat di budi dayakan pada kolam terpal lantaran penanganannya tergolong mudah dan biaya juga cukup terjangkau, sehingga ke depan kolam terpal ini dapat diandalkan untuk mendukung program pemerintah pusat melalui Departemen Kelautan dan Perikanan dalam meningkatkan produksi perikanan budi daya sebesar 353 persen pada tahun 2014 akan datang.

Oleh karena itu, maka mau atau tidak, kita kembali kepada usaha budi daya yang boleh dikata masih sangat bagus, baik lahan yang dimiliki daerah maupun pangsa pasarnya, sehingga ini menjadi peluang emas bagi para pembudi daya atau pengelola lahan.

Apalagi dengan pemanfaatan kolam terpal. Pasalnya, kebutuhan akan ikan air tawar bagi masyarakat dunia sangat memiliki banyak peluang, sehingga usaha perikanan budi daya masih yang terbaik untuk dikembangkan, karena selain komoditasnya yang sangat mudah dibudi dayakan juga pangsa pasarnya sangat terbuka lebar.

Sisa bagaimana bangsa ini dapat mengelolanya dengan baik. Apalagi Sulsel yang jauh lebih banyak pundi-pundi budi daya ikan air tawar yang bisa dikembangkan terlebih dengan kolam terpal, sehingga masyarakat perkotaan pun dapat melakukannya.
»»  ...