Laba Menggiurkan dari Bisnis Memasarkan Benih Ikan Bawal

Tidak banyak orang muda memiliki keberanian untuk memulai usaha dari bawah apalagi tanpa modal uang besar. Namun perjalanan usaha distibusi benih ikan bawal yang dijalani Betty Rahmawati bisa menjadi inspirasi para wirausahawan muda lainnya.

Sebagai mahasiswa jurusan perikanan Institut Pertanian Bogor, Betty yang kala itu masih berusia 20 tahun memiliki tekad luar biasa untuk memulai usaha.

Bagaimana tidak. Kala itu kesulitan keuangan menimpa kedua orang tuanya yang memaksanya menghadapi situasi yang sulit, menghentikan sementara pendidikan formal di ITB yang sudah setahun dijalani.

Sempat pulang ke tanah kelahirannya di Cianjur, dia terpaksa memutar otak mencari peluang usaha supaya kuliahnya tidak putus di tengah jalan.

Entah mengapa, terpikir di benaknya untuk memulai bisnis di bidang perikanan yang masih ada hubungan dengan kuliahnya. Apalagi di Cianjur banyak pelaku bisnis yang sama karena kota itu berdekatan dengan Waduk Cirata.

Setelah menimbang-nimbang ikan apa yang dipilihnya untuk memulai bisnis, pilihan jatuh pada ikan patin yang saat itu tengah menjadi buah bibir di fakultasnya. Saat itulah dia mulai mencari informasi bagaimana memulai usaha pembenihan ikan patin.

Namun selama proses pencarian itu agak sedikit terkendala, karena saat itu Betty belum memiliki modal uang sepeserpun sekaligus tidak memiliki pengetahuan luas di bidang pembenihan ikan.

Beruntung, selama proses rehat kuliah akibat belum membayar uang semester, dia bertandang ke kota hujan Bogor dan bertemu dengan salah seorang dosen yang memiliki usaha pembenihan ikan patin.

"Sejak saat itulah saya menjadi distibutor ikan patin dari petani patin di Bogor ke peternaknya di Cianjur dengan modal awal kepercayaan sampai saya punya jaringan beberapa peternak ikan lainnya," ujar Betty.

Namun usaha itu tidak berjalan mulus, mengingat pembenihan larva patin memakan waktu yang cukup lama, sehingga kebutuhan finansial Betty juga tersendat.

Dari saran seorang peternak ikan di Cianjur, akhirnya dia beralih ke bisnis distribusi benih ikan bawal yang ternyata memiliki potensi bisnis tidak kalah besar.

Setelah dibantu oleh salah seorang kawan satu fakultas bernama Hendar, Betty memulai mencari pembenih ikan bawal di Bogor yang juga akan dihubungkan dengan peternak ikan di Cianjur.

Kembali Dewi Fortuna berpihak kepada keduanya yang mempertemukan mereka dengan salah seorang pabrikan ikan bawal terbesar di Indonesia yang juga alumnus jurusan perikanan ITB.

Mendapatkan pabrikan benih ikan bawal, pasangan Betty dan Hendar berkendala dengan modal. Akhirnya uang kuliah sebesar Rp3,5 juta yang dimiliki keduanya dijadikan sebagai modal awal membeli benih ikan bawal.

Setelah beberapa kali lancar menjadi distibutor benih ikan bawal dari pabrikan ke beberapa peternak di Cianjur dan sekitarnya, kini keduanya bisa kembali melanjutkan kuliah sembari terus menjalankan bisnis ini.

Setelah 2,5 tahun lamanya menjalankan bisnis ini, mereka sudah memiliki jaringan petani peternak ikan bawal yang cukup luas, mulai dari Cianjur, Tasik, Subang, Sukabumi, Purwokerto, hingga ke pelosok Yogyakarta.

Di kota asalnya di Cianjur saja, dia memiliki setidaknya 38 pelanggan yang menggunakan jasanya terdiri dari petani peternak ikan dan para tengkulak.

Pola distibusi yang digunakan Betty dengan kliennya juga dengan menggunakan sistem kerja sama yang akan mengurangi biaya transportasi.

Saat Betty memesan dari seorang distributor dari Bogor, pesanan akan segera dikirimkan ke Cianjur untuk disimpan sementara di rumahnya. Sehari kemudian barulah pesanan itu diantarkan sendiri.

"Jadi kalau dilihat rumah saya sudah seperti gudang penyimpanan bibit ikan bawal meski saya sendiri tidak punya kolam," ujar Betty yang memiliki impian kelak memiliki kolam dan menjadi petani ikan.

Selain terkendala karena tidak memiliki kolam sendiri, kekurangan modal juga menjadi penghalang yang membuat dia tidak dapat memenuhi pesanan pelanggan yang jumlahnya di luar kemampuan modalnya.

Apalagi risiko kerugian juga kerap dialami, misalnya, saat salah satu pemesan benih tidak memenuhi komitmennya untuk membayar uang pesanan.

Namun bagi gadis yang sudah sejak usia belia kerap menjajakan kue di sekolahnya ini menanggung rugi dalam bisnis adalah hal biasa. Yang penting adalah bagaimana dia memiliki kemampuan meminimalisasi kerugian sekaligus mengatasi setiap persoalan.

"Saya pernah ditipu tidak dibayar oleh salah satu petani hingga Rp7,8 juta, setahun yang lalu. Sempat usaha ini berhenti karena tidak ada lagi modal, tetapi akhirnya bisa bangkit lagi berkat bantuan pinjaman uang dari ibu kos," ujar gadis berusia 22 tahun ini.

Usaha ini akan terus dikembangkannya ke bibit ikan nila dan koi yang juga menurutnya memiliki potensi bisnis yang tidak kalah bagus. Namun hal itu masih direncanakan sembari menunggu pendidikannya-yang sempat tersendat-selesai.

Lepas dari kisah salah satu wirausahawan muda seperti Betty Rahmawati, perlu sejenak kita mengetahui sedikit cara budidaya ikan bawal.

Pembesaran ikan bawal dapat dilakukan di kolam tanah maupun kolam permanen, baik secara monokultur maupun polikultur. Bawal air tawar saat ini banyak diminati sebagai ikan konsumsi dan cocok untuk dibudidayakan. Ikan Bawal mempunyai beberapa keistimewaan antara lain, ketahanan yang tinggi terhadap kondisi limnologis yang kurang baik. Disamping itu rasa dagingnya pun cukup enak, hampir menyerupai daging ikan Gurami.

Bitner Herman Hutapea, seorang budiaya ikan tawar mengatakan, kolam untuk pemeliharaan ikan bawal dipersiapkan seperti halnya ikan air tawar lainnya. Persiapan kolam ini dimaksudkan untuk menumbuhkan makanan alami dalam jumlah yang cukup. Setelah dasar kolam benar-benar kering dasar kolam perlu dikapur dengan kapur tohor maupun dolomit dengan dosis 25 kg per 100 meter persegi. Hal ini untuk meningkatkan pH tanah, juga dapat untuk membunuh hama maupun patogen yang masih tahan terhadap proses pengeringan. Kolam pembesaran tidak mutlak harus dipupuk.

"Ini dikarenakan makanan ikan bawal sebagian besar diperoleh dari makanan tambahan atau buatan. Tapi bila dipupuk dapat menggunakan pupuk kandang 25 – 50 kg/100 m2 dan TSP 3 kg/100 m2. Pupuk kandang yang digunakan harus benar-benar yang sudah matang, agar tidak menjadi racun bagi ikan," ujarnya.

Setelah pekerjaan pemupukan selesai, kolam diisi air setinggi 2-3 cm dan dibiarkan selama 2-3 hari, kemudian air kolam ditambah sedikit demi sedikit sampai kedalaman awal 40-60 cm dan terus diatur sampai ketinggian 80-120 cm tergantung kepadatan ikan. Jika warna air sudah hijau terang, baru benih ikan ditebar (biasanya 7~10 hari setelah pemupukan).

Pemilihan benih. Pemilihan benih mutlak penting, karena hanya dengan benih yang baik ikan akan hidup dan tumbuh dengan baik. Penebaran benih Sebelum benih ditebar perlu diadaptasikan, dengan tujuan agar benih ikan tidak dalam kondisi stres saat berada dalam kolam.

Cara adaptasi: ikan yang masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup rapat dimasukan ke dalam kolam, biarkan sampai dinding plastik mengembun. Ini tandanya air kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya, setelah itu dibuka plastiknya dan air dalam kolam masukkan sedikit demi sedikit ke dalam plastik tempat benih sampai benih terlihat dalam kondisi baik. Selanjutnya benih ditebar/dilepaskan dalam kolam secara perlahan-lahan.

Kualitas dan kuantitas pakan sangat penting dalam budidaya ikan, karena hanya dengan pakan yang baik ikan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang kita inginkan. Kualitas pakan yang baik adalah pakan yanq mempunyai gizi yang seimbang baik protein, karbohidrat maupun lemak serta vitamin dan mineral. Karena ikan bawal bersifat omnivora maka makanan yang diberikan bisa berupa daun-daunan maupun berupa pelet. Pakan diberikan 3-5 persen berat badan (perkiraan jumlah total berat ikan yang dipelihara). Pemberian pakan dapat ditebar secara langsung.

Pemungutan hasil usaha pembesaran dapat dilakukan setelah ikan bawal dipelihara 4-6 bulan, waktu tersebut ikan bawal telah mencapai ukuran kurang lebih 500 gram/ekor, dengan kepadatan 4 ekor/m 2 . Biasanya alat yang digunakan berupa waring bemata lebar. Ikan bawal hasil pemanenan sebaiknya penampungannya dilakukan ditempat yang luas (tidak sempit) dan keadaan airnya selalu mengalir.